Puluhan SMP di Kabupaten Bondowoso Ikuti ANBK

oleh -92 Dilihat
oleh
Bupati Bondowoso, Salwa Arifin didampingi oleh Kepala Disdikbud, Sugiono Eksanto saat meninjau pelaksanaan ANBK

BONDOWOSO, PETISI.CO – Sebanyak 48 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bondowoso mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Pelaksanaannya di tiga sekolah di antaranya, SMP Negeri 1 Bondowoso, SMP Negeri 3 Bondowoso, dan SMP Negeri 2 Tenggarang, dan ditinjau langsung oleh Bupati Bondowoso, Salwa Arifin.

Dikonfirmasi, Bupati mengatakan, bahwa ANBK dilakukan untuk memetakan mutu pendidikan di lembaga sekolah, yang diukur melalui murid, guru, hingga lingkungan sekolah.

Di samping itu, ia mengungkapkan, sengaja terjun langsung meninjau jalannya ANBK. Mengingat, ini baru kali pertama dilakukan. Sehingga, perlu memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada.

“Kami mengapresiasi, ternyata lumayan baik,” sebutnya, Senin (4/10/2021).

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bondowoso, Sugiono Eksanto, menerangkan, ANBK ini dilaksanakan untuk pemetaan mutu pendidikan, bukan mencari anak-anak yang akan diluluskan. Karena itulah, peserta ujiannya adalah anak kelas VIII.

“Bukan mencari anak-anak yang diluluskan. Tapi, lebih kepada pemetaan mutu,” katanya.

Lebih lanjut, ia menerangkan, mereka yang turut ujian adalah anak-anak yang namanya dipilih secara acak oleh sistem dan akan muncul di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Mereka akan mengikuti ujian numeris, literasi. Kemudian gurunya juga akan ikut survey lingkungan.

“ANBK ini akan dinilai secara utuh,” cetusnya.

Hasil ANBK ini juga tentu memberikan dampak baik untuk kami karena melalui hasil yang ada akan turut membantu Disdikbud dalam pemetaan mutu pendidikan di daerah.

Selain itu, kami tidak ingin pendidikan ke depannya biasa saja. Melainkan harus terus melejit.

“Sehingga dari sanalah suatu bentuk pemetaan kami ke depan nanti,” tambahnya.

Berdasarkan keterangan dari salah seorang Guru di SMP Negeri 2 Tenggarang, menjelaskan, di sekolahnya saja siswa yang terpilih acak di sistem Dapodik ada 50 orang. Terperinci ada 45 orang ikut ujian, dan lima orang untuk cadangan.

Jumlah ujian yang mereka kerjakan beragam. Ada yang jumlahnya 12, dan ada yang 36.

“Kadang-kadang muncul 12. Ada yang muncul 36. Apa itu mungkin sudah setingan dari pusat, kita tidak tahu,” jelasnya.

Untuk hari pertama, siswa mengerjakan soal literasi. Kemudian, hari ke dua adalah soal numerasi.

Ini sebagai potret sekolah. Tidak hanya siswa tapi juga bapak ibu guru. Untuk besok semua guru ada 35 orang yang akan mengerjakan survei lingkungan.

ANBK ini, merupakan hal yang baik untuk mengukur keberhasilan lembaga pendidikan. Tetapi, karena masih awal dilakukan sehingga berbagai kendala juga harus dihadapi.

Contoh, sulitnya menyambungkan server sekolah dengan server pusat saat gladi bersih.

“Tapi beruntung saat pelaksanaan tidak ada kendala,” pungkasnya. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.