PWNU: Ponpes Siap Tampung Pendidikan Anak Perantau Jatim dari Wamena

oleh -87 Dilihat
oleh
Kiai Marzuki saat diwawancarai wartawan.

SURABAYA, PETISI.CO – Masa depan pendidikan warga Jawa Timur (Jatim) yang menjadi perantau di Wamena, Papua dipastikan terjamin. Sepulang dari Wamena, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) memperhatikan pendidikan mereka.

Bahkan, PWNU Jatim membuka pintu lebar kepada keluarga perantau Jatim yang baru pulang dari Wamena untuk menyekolahkan putra-putrinya di pondok pesantren (ponpes). Seluruh biaya akan ditanggung oleh pihak pesantren.

“Kiai ponpes siap menampung putra putri mereka yang masih mengikuti pendidikan dengan gratis. Seluruh biaya akan ditanggung ponpes,” ujar Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar usai bertemu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (2/10/2019) malam.

Ponpes milik NU dipastikan siap menampung anak perantau, meski dalam kapasitas banyak. Mengingat kiai NU hampir semua mempunyai pondok pesantren. Hal ini bertujuan agar anak-anak tidak kehilangan masa depannya akibat kerusuhan terjadi di Wamena.

“Kami siap tampung siapapun, berapun, siap. Mau seribu, dua ribu. Jumlah ponpes kan banyak. Pemprov Jatim hanya bertugas menanggung dan memfasilitasi pengurusan dokumen milik perantau yang hilang. Seperti surat nikah, Kartu Keluarga (KK), dan raport,” ujarnya.

Marzuki belum mengetahui jumlah yang pasti anak yang akan bersekolah. Pemprov Jatim bekerjasama dengan PWNU akan melakukan inventarisir terlebih dulu. Termasuk sekolah yang akan dituju, baik sekolah kejuruan, agama, maupun SMA.

“Anak bisa tinggal pilih di mana sekolah kejuruan, agama, SMA. Karena ponpes macam-macam jurusan pendidikannya,” tuturnya.

Untuk diketahui, rombongan perantau asal Jatim dari Wamena, Papua, pulang ke Jatim, secara bergelombang. Pada gelombang kedua, sebanyak 121 orang tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, Rabu (2/10/2019) pukul 14.30 WIB diangkut satu unit pesawat Hercules milik TNI AU.

Mereka harus menunggu proses pemulangan yang panjang. Untuk bisa terbang ke Sentani, Jayapura, mereka harus menunggu antrian pesawat. Selanjutnya, mereka menempuh perjalanan lebih dari delapan jam menuju Biak dan Makassar untuk transit.

Saat ini, sudah ada tiga kloter warga perantau Jatim di Wamena yang kembali pulang ke kampung halamannya. Sebelumnya rombongan pertama datang melalui Semarang sebanyak 43 orang dan 41 orang melalui bandara Juanda, Sidoarjo. Kemudian hari Rabu melalui bandara Malang sejumlah 121 orang. (bm)