Reaktivasi Jalur Kereta Madura, Wagub Emil: Kemenhub Sudah Melakukan Kajian Kelayakan

oleh -151 Dilihat
oleh
Wagub Emil Dardak sambutan di FGD 'Reaktivasi Kereta Madura, Siapa Untung?', Selasa siang

SURABAYA, PETISI.CO – Pulau Madura bakal memiliki jalur kereta api. Berdasarkan kajian Kementerian Perhubungan, Madura layak dibangun jalur kereta api yang menghubungkan Kamal-Pamekasan-Sumenep-Kalianget.

Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak menjelaskan Kemenhub telah melakukan kajian terkait kelayakan reaktivasi jalur mati. Dimana ada tujuh jalur kereta api di Jatim yang masuk daftar pengaktifan ulang.

“Satu dari tujuh jalur kereta api yang masuk daftar reaktivasi tersebut adalah jalur kereta Madura, yang menghubungkan Kamal-Pamekasan-Sumenep-Kalianget,” ujarnya.

Hal itu disampaikan Emil pada forum group discussion (FGD) bertema ‘Reaktivasi Kereta Madura, Siapa Untung?’ di Hotel Grand Inna Simpang, Surabaya, Selasa (21/3/2023). FGD ini digelar Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Grahadi.

Selain Kemenhub, Emil menyebut reaktivasi jalur kereta Madura masuk dalam daftar proyek yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 80 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

“Kita dorong ini harus menjadi number one priority. Ibu (Gubernur Jatim) khusus menyampaikan agar Kemenhub mempercepat reaktivasi kereta api di wilayah Jatim,” katanya.

Emil mengakui, untuk me-reaktivasi jalur kereta Madura dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berdasarkan kajian Kemenhub, nilai investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 3,375 triliun.

Karena itu, Emil berharap, BUMN PT KAI bisa mendanai proyek tersebut. Namun, dilihat dari nilainya yang besar, kemungkinan akan kesulitan jika reaktivasi tersebut hanya mengandalkan PT KAI.

“Tapi kayaknya tanpa campur tangan pemerintah berat. Tapi sejauh ini ada progres yang menggembirakan. Kereta api adalah moda transportasi yang merakyat kalau harganya terjangkau. Kalau sudah jalan, pariwisata terdongkrak,” paparnya.

Hal senada dikatakan pakar transportasi dari ITS, Hera Widyastuti. Ada beberapa alasan alasan reaktivasi jalur kereta Madura membutuhkan dana yang sangat besar. Salah satunya, adalah jalur kereta yang sudah terlalu lama tidak terpakai tersebut banyak yang sudah tertimbun.

Bahkan, tidak sedikit pula yang telah menjadi jalan raya. “Kondisinya saat ini jalur kereta api Madura sudah sangat banyak yang jadi jalan raya. Tidak sederhana prosesnya dan butuh biaya yang tidak murah,” ungkapnya.

Dijelaskan, kereta api merupakan transportasi massal yang apabila benar-benar bisa dioperasikan maka akan sangat mengurangi kemacetan. Apalagi jalan penghubung Pulau Madura hanya ada satu ruas, dan rawan macet mengingat di waktu-waktu tertentu sering dilaksanakan pasar tumpah.

Reaktivasi jalur kereta Madura juga disebutnya akan menimbulkan efek domino terhadap banyak sektor. Terutama sektor pariwisata Madura yang sejauh ini jarang terjamah akibat minimnya infrastruktur.

“Harapannya dengan pergerakan transportasi ini bisa mengangkat PDRB dari daerah-daerah yang dilewati,” ujar Hera.

Ketua Komisi B DPRD Jatim, Aliyadi Mustofa mengapresiasi gagasan besar pemerintah yang merancang Perpres 80 tahun 2019, yang di dalamnya memuat proyek reaktivasi jalur kereta Madura. Dia meyakini, jika terealisasi, proyek tersebut akan sangat menguntungkan masyarakat Madura.

“Walau tidak segampang membalikan telapak tangan, ini perlu kita dukung. Masyarakat Madura akan diuntungkan dengan pembangunan jalur kereta api ini,” kata pria berdarah Madura itu.

Untuk merealisasikan seluruh proyek dalam Perpres 80 tahun 2019, Ali sependapat membutuhkan investasi besar. Bahkan, khusus untuk proyek-proyek di Pulau Madura saja, nilai investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 40 triliun.

Selain itu, yang harus menjadi perhatian adalah sosialisasi terhadap masyarakat Madura, agar proyek-proyek tersebut bisa berjalan sesuai rencana. Sosialisasi harus dilakukan dengan pendekatan-pendekatan ala Madura.

“Dulu pembangunan Jembatan Suramadu aja awalnya dapat penentangan. Tapi akhirnya mereka menerima juga dan Suramadu jadi dibangun walaupun tidak memberikan efek signifikan terhadap ekonomi warga Madura,” ungkapnya.

Ketua DPP Madura Asli (Madas), Berlian Ismail Marzuki menambahkan, warga Madura sangat menantikan pembangunan infrastruktur yang menyambungkan Pulau Garam tersebut. Baik itu proyek pembangunan Tol Trans Madura, maupun reaktivasi jalur kereta Madura.

Dia pun menjelaskan alasan warga Madura banyak yang lebih memilih merantau ketimbang tinggal di tanah kelahirannya. Itu tak lain karena keterbatasan infrastruktur di sana, membuat pengembangan daeeah sulit dilaksanakan.

Akibatnya, masyarakat lebih memilih merantau dalam upaya mencari penghidupan yang layak.

“Kenapa Madura banyak merantau, karena di tanah kita gak bisa (berkembang) karena aksesnya terhambat. Kalau ini (jalur kereta) dibuka tentu yang diuntungkan ya masyarakat Madura,” ujarnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.