Reciki Didukung IPRO Resmi Kelola TPST Samtaku

oleh -75 Dilihat
oleh
Foto bersama setelah penandatanganan MoU antara PT Reciki dengan IPRO

BANGKALAN, PETISI.COIndonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) dan PT Reciki Solusi Indonesia (Reciki) hari ini melaksanakan penandatanganan kerja sama pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Samtaku di Desa Buluh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu (28/09/2022).

Penandatanganan dilakukan oleh General Manager IPRO, Zul Martini Indrawati, dan Direktur Utama Reciki, Bhima Aries Diyanto.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bangkalan telah menggandeng Reciki sebagai pengelola sampah di TPA seluas 2,1 hektare itu. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangkalan, Anang Yulianto dan Bhima (Sapaan akrab Dirut PT. Reciki) telah menandatangani kesepakatan kerja sama pada Rabu, tanggal 07 September 2022 yang lalu.

Dalam membangun dan mengoperasikan TPST Buluh Socah tersebut, Reciki mendapat fasilias pembiayaan dari Bank UMKM Jawa Timur dan dukungan dana dari IPRO.

General Manager IPRO, Zul Martini Indrawati menyatakan, model pengelolaan TPST Samtaku Buluh Socah yang melibatkan pihak swasta, Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Bank UMKM Jawa Timur, dan industri yang diwakili oleh IPRO adalah model yang ideal. Model tersebut bisa diduplikasi untuk menangani sampah di daerah lain.

“IPRO mendorong model kerja sama, kolaborasi, seperti ini, untuk mengelola persampahan di Indonesia. Kami menyebutnya sebagai Extended Stakeholders Responsibility atau ESR dimana para pihak terlibat sesuai perannya masing-masing,” tuturnya.

Martini menjelaskan, IPRO memberi dukungan dana kepada PT RSI untuk mengelola TPST Samtaku Buluh Socah, dengan harapan sampah di Kabupaten Bangkalan dapat tertangani dengan baik.

“Tentu ada target yang harus dicapai oleh Reciki dan Pemkab Bangkalan. Kami sepenuhnya mendukung upaya itu,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangkalan, Anang Yulianto, mengutarakan, keterlibatan pihak swasta diharapkan dapat memaksimalkan penanganan sampah di daerahnya. Anang mengapresiasi IPRO yang telah mendukung dari sisi pendanaan sehingga pembangunan TPST Buluh Socah dapat terealisasi dan dikelola secara profesional.

“Harapannya, pengelolaan TPST ini oleh pihak swasta dapat menjadi solusi pengelolaan sampah secara baik dan benar,” katanya.

Dia menjelaskan, bentuk kerja sama antara Pemkab Lamongan dan Reciki adalah Build Operate Transfer (BOT). Dimana Reciki membangun TPST, mengoperasikannya dalam jangka waktu tertentu, dan mengembalikan kembali ke Pemkab Bangkalan.

Sebelumnya, Reciki telah berpengalaman mengelola sampah di TPST Samtaku Lamongan, Jawa Timur dan TPST Samtaku Jimbaran Bali, dengan mengusung konsep zero waste to landfill.

Direktur Utama Reciki, Bhima Aries Diyanto menyampaikan bahwa konsep zero waste to landfill juga akan diterapkan di TPST Buluh Socah, Bangkalan.

“Semangat zero waste to landfill dibangun bersama mata rantai persampahan yang lain, bersama TPS3R untuk pemanftaan kembali sampah organik, dan optimalisasi areal bekas TPA sebagai ruang composting,” tuturnya.

Bhima juga mengatakan, selain diolah menjadi produk, sampah juga akan diolah menjadi energi yakni refused-derived fuel (RDF). “Dengan menerapkan konsep waste to product dan waste to energy,” sambungnya.

Lebih lanjut, menurut Bhima, TPST Buluh Socah bisa mengolah maksimal 100 ton per hari. Sampah yang ditangani berasal dari 7 TPS-3R dan 51 tempat penampungan sementara (TPS) di 4 kecamatan di Kabupaten Bangkalan.

“Berdasarkan timbulan sampah yang ada, dan areal layanan yang dilakukan oleh Pemkab Bangkalan, TPST ini akan mengolah 80 sampai 100 ton sampah per hari,” katanya.

Bhima menambahkan teknologi yang digunakan di TPST Buluh Socah sudah sesuai dengan karakteristik sampah yang akan diolah. “Kami didukung Dinas Lingkungan Hidup Bangkalan telah melakukan feasibility study terkait karakteristik sampah, supply chain persampahan, dan potensial offtaker, untuk menentukan sistem dan teknologi pengolahan yang diterapkan,” ujarnya.

Direktur Utama Bank UKMK Jawa Timur, Yudhi Wahyu M, mengatakan, pihaknya berkomitmen mendukung perusahaan yang bergerak di bidang persampahan. Setelah TPST Buluh Socah Bangkalan, tambah Yudhi, terbuka kesempatan pembangunan TPST di daerah lain yang mendapat fasilitas pembiayaan dari bank yang dipimpinnya. Yudhi menjelaskan, untuk pembiayaan TPST Buluh Socah, Bank UMKM Jawa Timur mendapat agunan dari IPRO. “Jadi IPRO menempatkan dana sebagai cash collateral,” ujarnya.

Penandatanganan kerja sama antara IPRO dan Reciki dihadiri oleh Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sinta Saptarina, Wakil Bupati Bangkalan, Drs. Mohni, MM dan para perwakilan anggota IPRO. (san)