“Saat Rumah Diterjang Longsor, Lia Sedang Keloni Bayinya”

oleh -46 Dilihat
oleh
Masyarakat dan perangkat desa dibantu petugas gotong-royong membenahi rumah korban.

Tanah Longsor Ponorogo Renggut Dua Nyawa

PONOROGO, PETISI.CO – Tanah longsor menerjang rumah milik keluarga Soirin alias Kuro (60), warga RT 02 RW 02 Dusun Gondang, Desa Tumpuk Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo pada Minggu sore (7/1/2018) sekitar pukul 17.30 wib. Kejadian robohnya rumah dan hilangnya dua jiwa tersebut masih menyisakan trauma bagi pasangan suami istri Soirin dan Mesiyem (63).

Seperti dijelaskan Kepala Desa Tumpuk, Murniati (43) ketika dikonfirmasi petisi.co. Ia mengaku masih sangat shock dengan bencana yang menimpa warganya pada Minggu sore.

“Saya masih berduka mas, dengan kejadian longsor kemarin, pasalnya dengan bencana longsor yang disebabkan hujan deras sebelum kejadian longsor yang merobohkan rumah Pak Soirin dan sekaligus mengakibatkan anak menantu dan cucunya meninggal dunia, karena terjebak ketika rumahnya roboh dan menimbun kedua korban,” jelas Kepala Desa Tumpuk sembari mengusap lelehan air matanya.

(Baca Juga : Longsor Ponorogo, Ibu dan Bayi Tewas Tertimbun)

Kepala Desa membenarkan bangunan rumah milik keluarga Soirin alias Kuro tersebut dihuni oleh Soirin dan berempat keluarganya yakni Samiyem (istri), Misman (37) anak, Lia Lestari ( (23),menantu) dan Venesia Aulia ((2 bulan), cucu), ketiganya selamat dan dua meninggal dunia.

“Rumah korban yang berukuran 7 X 14 tersebut berisi 5 orang, dan saat kejadian yang tiga bisa lari keluar rumah, karena saat itu Soirin Misman dan Mesiyem sedang santai di ruang tamu, jadi saat tembok terdesak lumpur bisa lari, adapun Lia Lestari dan bayinya sedang tidur di kamar ngeloni bayi, jadi keduanya terjebak tertimpa puing rumah dan longsor,” terangnya.

Rumah korban yang rata tanah akibat tanah longsor.

Dari keterangan Kepala Desa, dirinya juga heran karena tebing yang disamping rumah korban tidak terlalu tinggi, tapi dampaknya bisa separah seperti dilokasi.

“Yang longsor itu tebing yang di sanping rumah korban hanya ketinggian kurang lebih 1,5 meter, akan tetapi ketebalan longsor 25 meter dan panjang longsoran 20 meter, sehingga dampaknya parah,” imbuh Murniati.

Menurutnya, sejak Minggu petang hingga malam dan bahkan sampai Senin pagi ini puluhan warga dan pemerintah desa melakukan giat membersihkan puing rumah dan longsoran.

“Kami bersama teman-teman perangkat sejak kemarin petang hingga Senin pagi ini masih melakukan kerja bakti di lokasi bencana, dan untuk kedua korban meninggal sudah dimakamkan bersandingan dan untuk kerugian materiil sekitar Rp 200 juta, dan semoga pemerintah segera mempercepat bantuan kepada warga kami yang mendapat musibah ini,” pungkas Murniati.(mal)