Sanksi PPP Atas Ahmadi, Sinol: Jangan Jadi Kader Sumbu Pendek

oleh -57 Dilihat
oleh
Bupati sekaligus Ketua DPC PPP Bondowoso, KH. Salwa Arifin bersama Mohammad Sinol

BONDOWOSO, PETISI.CO – Perbincangan pemberhentian Ahmadi menjadi Pengurus Harian Partai Persatuan Pembangunan DPC PPP Kabupaten Bondowoso semakin melebar penuh emosi.

Ini terjadi karena ada pihak-pihak yang ikut membangun argumen-argumen dengan motif tertentu. Di sisi lain Ahmadi tergoda, dimana dirinya merasa terbantu, akhirnya informasi menjadi jauh dari pokok soal.

Mohamad Sinol, menyampaikan, hal tersebut setelah diizinkan Ketua DPC PPP Kabupaten Bondowoso untuk menjelaskan secara gamblang agar kesimpang-siuran berita permberhentian Ahmadi sebagai pengurus harian.

“Memang betul Pengurus DPC PPP Kabupaten Bondowoso secara tegas dan final, memutuskan memberhentikan Mas Ahmadi dari pengurus harian. Saya ulangi, pengurus harian, bukan anggota partai,” jelasnya, Jumat (7/4/2023).

Menurut Mohamad Sinol, keputusan pengurus harian tersebut jangan dianggap sudah menjadi keputusan DPC PPP, sebab dalam kepengurusan DPC ada sekian struktur lain termasuk beberapa majelis.

“Majelis pertimbangan partai, misalnya, istitusi punya pengaruh kuat terhadap kepusan apapun yang diambil. Belum lagi kalau kita membicarakan kewenangan DPW dan seterusnya. Sebenarnya proses ini masih panjang, makanya saya minta ke Mas Ahmadi, jaga emosi dan tenang. Jangan tergoda untuk menari mengikuti irama genderang yang dimainkan pihak-pihak tertentu. Yakinlah PPP punya cara dan budaya yang khas dalam memperlakukan anggotanya,” sebutnya.

Namun, tegas Sinol, bahwa apa yang disampaikan tersebut, tidak dimaksudkan untuk menghalang-halangi apa yang telah diancamkan Ahmadi pada PPP Bondowoso, dan/atau yang diancamkan pada Sekretaris Harian DPC PPP Bondowoso sesuai pernyataan yang bersangkutan.

“Sekali lagi, keputusan pengurus harian tersebut punya bukti yang dijadikan dasar, dan bukti itu tak mungkin dipublist. Jika Mas Ahmadi bersumbu pendek, ya lakukan segera untuk melayangkan tuntutan sesuai rencananya. Tapi ingat proses itu akan berakibat sangat fatal, pertama harus menggugurkan kekuatan hukum bukti, kedua Mas Ahmadi akan kehilangan fasilitas keanggotaan partai, padahal itu bisa mungkin berubah di waktu-waktu ke depan,” katanya.

Seraya menambahkan, bagi semua pihak, termasuk Amadi, saya harap berhentilah memainkan kepentingan layaknya merias tanpa cermin.

“Memang hanya satu dua menjadi cantik, sisanya cantik menurut dirinya, tapi nampak badut bagi orang yang melihatnya,” pungkasnya. (tif)