Sebanyak 417 Desa di Jawa Timur Rawan Bencana

oleh -83 Dilihat
oleh
Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono

SURABAYA, PETISI.CO – Jawa Timur (Jatim) merupakan Provinsi yang rawan bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mencatat sebanyak 417 desa rawan bencana. Terbanyak di wilayah Selatan, seperti Banyuwangi, Jember, Lumajang, Situbondo, Bondowoso dan Probolinggo.

Dari jumlah tersebut, 251 desa diantaranya ditetapkan sebagai desa tangguh. Jumlah itu, akan terus bertambah tiap tahunnya. Seiring dengan program Pemprov Jatim menambah jumlah desa tangguh setiap tahunnya.

“Tiap tahun kita menargetkan 40 desa tangguh, sehingga sampai akhir tahun ini sudah ada 251 desa tangguh, dari 417 desa yang rawan bencana,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (17/12/2018).

Menurutnya, desa tangguh itu memiliki peralatan kebencanaan yang cukup lengkap. Di desa itu, telah ditentukan titik aman pengungsian warga jika terjadi bencana, ada rambu peringatan, didirikan dapur umum, bidan dan lain-lainnya.

“Masyarakat yang tinggal di desa tangguh itu, juga sudah mengetahui cara-cara menghadapi bencana, karena sudah dilatih khusus menghadapi bencana yang terjadi sewaktu-waktu. Intinya mandiri kesiapsiagaan terhadap bencana dan pasca bencana,” ujarnya.

Gubernur Jatim Soekarwo juga mengimbau Bupati dan Walikota untuk siaga menghadapi bencana di wilayahnya masing-masing. Imbauan itu diberikan gubernur setelah menerima surat dari BKMG yang berisi daerah-daerah rawan bencana.

“Pak gubernur mengimbau agar bupati/walikota melakukan pemeriksaan peralatan untuk bencana alam, seperti alat berat, membentuk posko, peningakatan intensitas pelaporan, memberdayakan masyarakat yang berbasis komunitas dan keliling ke tempat-tempat yang dianggap rawan terjadi bencana,” ungkapnya.

Di Jatim, lanjutnya, ancaman bencana alam memang sangat tinggi. Dari 38 kab/kota, ada 29 kab/kota yang terancam bencana. Yakni, 11 bencana alam dan 1 bencana nom alam (kegagalan teknologi).

“Kita sudah memetakan ada 22 kab yang rentan bencana banjir. Ada 7 wilayah sungai, terdiri dari 2 sungai dikelola pemerintah pusat dan 5 sungai dikelola provinsi, sungai bengawan Solo dan Brantas,” jelasnya.

Pihaknya telah menerima surat dari BMKG yang menyatakan musim hujan 2018-2019, puncaknya Januari-Pebruari. Dari musim hujan itu, terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Dari 38 kab/kota, 13 kab/kota rawan longsor di wilayah selatan.

“Musim hujan pada 11 Oktober-15 Desember terdapat 17 kali angin kencang. Dimulai di Lamongan, Sidoarjo, Magetan, Kediri dan Nganjuk. 55 kali tanah longsor. Bahkan, longsor di kec Kebunagung, desa Jambu, Pacitan telah merenggut 4 nyawa manusia,” ungkapnya.

Masih di bulan itu, terjadi 32 kali banjir genangan dan 3 kali banjir bandang yang terjadi di Banyuwangi, Pacitan dan Probolinggo. “Juga ada gempa bumi di Sumenep,” tandasnya. (bm)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.