BATU, PETISI.CO – Kader Adiwiyata SMP Negeri 01 Batu (NESABA) yang terdiri dari siswa-siswi kelas 7 yang didampingi oleh Mentor Eco Enzyme, Gung Endah Tuti Rahayu, S.Sos melakukan praktik pembuatan Eco Enzyme di Aula SMP Negeri 01 Batu, Kel. Sisir, Kec. Batu, Kota Batu Selasa (8/2/2022).
Kemajuan tidak mungkin tanpa perubahan, dan mereka yang tidak dapat mengubah pikiran mereka tidak dapat mengubah apa pun. Seakan kalimat motivasi ini, mendorong SMP Negeri 01 Batu untuk selalu berpikir dinamis dan kreatif dalam langkah melestarikan lingkungan.
Peraih Apresiasi Berbagi Praktik Baik Pembelajaran di Masa Pandemi kategori video tahun 2020 lalu, NESABA yang sekaligus merupakan sekolah Adiwiyata mencoba berkreasi untuk ikut andil dalam pembuatan Eco Enzyme.
Eco Enzyme sendiri ditemukan oleh DR. Rosukon Poompanvong, yang merupakan cairan serba guna hasil fermentasi selama 90 hari sisa buah dan sayuran, gula merah atau molase, dan air.
Dalam kegiatan ini siswa-siswi kader Adiwiyata dibimbing oleh Ketua Relawan Eco Enzyme Batu sekaligus Mentor Eco Enzyme di Jatim, Gung Endah Tuti Rahayu, S.Sos. Beliau bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup ((DLH) Kota Batu yang telah melakukan sosialisasi di 24 desa/kelurahan dan 3 kecamatan seluruh Kota Batu.
“Kami relawan mandiri tapi dalam bergerak menggandeng pemerintah, kami yang tahu pengelolaan sampah terbaru ini dan kami informasikan ke pemerintah dan presentasi ke DLH. Lalu DLH menyambut dengan baik dengan
melihat perkembangan di lapangan,” tutur Gung Endah Tuti Rahayu, S.Sos. yang merupakan lulusan Sarjana Sosiologi Universitas Gadjah Mada tersebut.
Penyusun modul Dasar Eco Enzyme Ngajaga Bumi, Gung Endah Tuti Rahayu, S.Sos berpendapat bahwa Eco Enzyme dapat dijadikan produk unggulan untuk program Adiwiyata. Dan merupakan salah satu cara untuk melestarikan lingkungan karena mengolah sampah organik agar tidak menumpuk di TPA yang bisa menyebabkan gas metan pemicu pemanasan global.
Mengetahui bahwa Eco Enzyme memiliki banyak manfaat seperti bisa digunakan untuk cuci muka, keramas, gosok gigi, dan mandi. Selain itu juga bisa untuk pengobatan dan kesehatan lingkungan seperti menjernihkann air dan menghilangkan bau. Sehingga, Gung Endah Tuti Rahayu, S.Sos mempunyai harapan besar agar semua masyarakat menyadari kemutakhiran cairan serba guna ini.
“Harapannya semua penduduk Kota Batu tahu dan mau mengolah sampah organik menjadi Eco Enzyme. Jadi kita memang masuk ke semua kalangan seperti bank sampah, ibu PKK, sekolah – sekolah, dan rumah sakit. Dimana ada sumber sampah organik, kita harap mau mengolahnya menjadi Eco Enzyme,” tutur pemilik chanel You Tube Gung Endah dengan lebih dari 2300 subscriber.
Sementara itu, pernyataan dari Ketua Tim Adiwiyata NESABA, Zakki Fitroni, M.Pd. menjelaskan bahwa kegiatan ini terintegrasi ke dalam pelajaran prakarya. Diharapkan kader adiwiyata nantinya menjadi perwakilan ke setiap kelas untuk mempraktikkan apa yang dipelajari hari ini kepada teman-temannya.
Sempat mendapatkan penghargaan, guru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayan pada peringatan Hari Guru Sedunia tingkat Nasional Tahun 2020 lalu, Zakki Fitroni, M.Pd. mengutarakan bahwa sebelumnya dari Adiwiyata ada program 1 siswa 1 tanaman. Sehingga kegiatan ini merupakan rangkaian dari program tersebut, yang akan memanfaatkan Eco Enzyme sebagai pupuk tanaman dari program 1 siswa 1 tanaman.
“Jadi kegiatan belajar anak-anak dibagi menjadi 2 shift, pagi dan siang dengan pembagian jam mengajar antara 2 jam dan 3 jam. Misal hari senin kelas 8 dan 9 shift pagi dengan durasi 3 jam pukul 07.30 – 10.30, maka kelas 7 shift siang dengan durasi 2 jam pukul 11.00 – 13.00. Dan besoknya gantian kelas 8 dan 9 shift pagi namun di rolling berganti menjadi 2 jam , dan shift siang 3 jam,” tutur Kepala Sekolah SMP PGRI 01 Batu, Ike Suharwati S.Pd yang sebelumnya merupakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. (uni/eka)
