SMP PGRI 01 Batu Terapkan PTM 50 Persen

oleh -108 Dilihat
oleh
Kegiatan proses belajar mengajar di dalam kelas dengan kuantitas 50 persen.

BATU, PETISI.CO – Suasana terlihat kondusif di hari kedua di berlakukannya pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas 50 Persen di SMP PGRI 01 Batu, Selasa (8/2/2022).

Sejak dikeluarkannya surat edaran Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi nomor 2 tahun 2022. Yang dimana Kota Batu masuk dalam kategori zona PPKM level 2 yang mengharuskan dilakukannya PTM terbatas 50 persen di seluruh lembaga pendidikan di Kota Batu.

Kebijakan ini semata-mata dilakukan untuk pencegahan penyebaran Covid-19. Sehingga perlu adanya pembatasan kapasitas jumlah murid sebesar 50 persen dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.

Tak halnya berbeda dengan sekolah lainnya di Kota Batu, sekolah menengah pertama yang 3 siswanya pernah berhasil menorehkan tiga (3) prestasi di bidang non akademik dalam kejuaraan Sport, Science, and Art Competition se Malang Raya pada 2019 lalu, SMP PGRI 01 Batu juga ikut aktif melakukan PTM 50 persen dengan tertib dan kondusif. Kegiatan PTM terbatas ini dilakukan dengan pembagian 2 shift yakni shift pagi dan siang untuk kegiatan proses pembelajaran.

“Jadi kegiatan belajar anak-anak dibagi menjadi 2 shift, pagi dan siang. Untuk shift pagi dimulai pukul 07.30 – 10.30, untuk shift siang pukul 11.00 – 13.00, jadi maksimal di sekolah 3 jam dan tidak ada istirahat, ada pun tapi di dalam kelas. Dan shift untuk setiap harinya tiap kelas di rolling, jadi misal kelas 8 dan 9 hari senin shift pagi besoknya bisa gantian shift siang, dengan kelas 7 di shift pagi,” tutur Kepala SMP PGRI 01 Batu, Ike Suharwati S.Pd yang sebelumnya merupakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan pernyataan Kepala Sekolah SMP PGRI 01 Batu, sekaligus Wakil Bendahara PGRI Kota Batu, Ike Suharwati S.Pd menerangkan bahwa selama 5 hari proses belajar memiliki durasi waktu yang berbeda. Untuk hari normal Senin – Kamis durasi maksimal adalah 3 jam, sedangkan di hari Jumat durasinya hanya 1 jam dengan shift pagi pukul 07.30 – 08.30 dan shift siang pukul 09.00 – 10.30.

Ibarat kata, mengajar tidak mengenal tempat dan situasi, pendidikan harus tetap berlanjut walaupun di masa sulit. Hal ini dibuktikan dengan terjaganya antusias para siswa untuk tetap menuntut ilmu meski di kondisi sulit pandemi ini. Para siswa tetap semangat datang ke sekolah dengan prokes yang ketat, memakai masker, membawa hand sanitizer, cek suhu tubuh dengan syarat di bawah 37 derajat celsius, dan sudah vaksin dosis 2 antara pengajar, staff dan siswa.

Kepala Sekolah dari sekolah swasta namun sudah mengantongi akreditasi A tersebut, Ike Suharwati S.Pd menuturkan dalam kegiatan PTM 50 persen dengan pembatasan ruang kelas hanya 50 persen dari total kapasitas tersebut dirasa membatasi sosialisasi para siswa.

“Sebenarnya tidak ada kesulitan, cuma anak-anak kan kasihan, harusnya mereka sosialisasi satu kelas, tapi dibagi dua. Yang harusnya satu kelasnya 32 cuma diisi 16 karena harus prokes tadi. Jadi anak-anak akan kurang,” pungkasnya. (uni/eka)

No More Posts Available.

No more pages to load.