Sidak Produk Takjil, Dinkes Tulungagung Temukan Penggunaan Zat Berbahaya

oleh -104 Dilihat
oleh
Sidak mengambil 40 sampel berupa makanan dan minuman di 12 lokasi

TULUNGAGUNG, PETISI.COMomen bulan puasa Ramadan identik dengan banyaknya penjual/pedagang takjil makanan dan minuman (Mamin) untuk menu berbuka puasa.

Adanya hal itu, Dinkes Tulungagung melakukan pengawasan serta melaksanakan sidak dan cek langsung terhadap makanan minuman yang dijajakan oleh penjual di sejumlah lokasi yang ada untuk memastikan mamin takjil yang dijajakan oleh penjual itu aman dikonsumsi oleh masyarakat.

Kasi Farmasi Perbekalan Medis Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Masduki, mengatakan, pihaknya melakukan sidak takjil tersebut untuk mengetahui seberapa aman kandungan dari makanan maupun minuman takjil yang dijual kepada masyarakat sehingga bisa dikatakan layak dan aman untuk dikonsumsi.

Lanjut Masduki menambahkan, pihaknya selama proses sidak itu mengambil 40 sampel berupa makanan dan minuman di 12 lokasi antara lain Desa Tugu, Karangrejo, Gendingan, Tapan, Ketanon, Kepatihan, Jepun dan Kutoanyar.

“Ada sebanyak 40 sampel Kami ambil, mulai dari makanan dan minumanĀ  dilakukan uji produk.untukĀ  mengetahui apakah produk itu aman atau tidak saat dikonsumsi,” ucapnya, Jumat (24/3/2023).

Masduki mengungkapkan, dari sampel produk-produk yang didapatkan itu selanjutnya dilakukan uji kandungan yang ada dalam makanan maupun minuman. Dan pihaknya melakukan uji produk terhadap 11 jenis takjil dengan hasil ada sebanyak 4 produk takjil dinyatakan positif mengandung zat kimia berbahaya jenis pewarna textile (Rhodamin B).

Dan diketahui 4 produk tersebut ditemukan di wilayah Kelurahan Kutoanyar Kecamatan/Kabupaten Tulungagung, dua produk dari jenis olahan makanan krupuk pohong dan minuman berupa sirup.

Dalam hal ini, pihaknya (Dinkes Tulungagung) sudah sering kali melakukan pengawasan, pemantauan terhadap produsen makanan, dan temuan ini tentu sangat mengejutkan petugas dan pihaknya pun sudah sering sosialisasi kepada masyarakat dan melakukan pemantauan produsen. “Ternyata masih kedapatan adanya penggunaan zat berbahaya pada makanan,” sambungnya.

Masduki menjelaskan, efek yang ditimbulkan dari makan makanan mengandung bahan kimia tersebut tidak langsung terasa. Tetapi, apabila terus-terusan dikonsumsi, efek jangka panjang bagi kesehatan manusia akan sangat buruk terutama bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Oleh karena itu, dengan adanya temuan pihaknya akan menelusuri asal usul produk tersebut untuk mengetahui siapa produsennya.

“Maka dari itu, disisi kami melakukan penelusuran, masyarakat juga harus mulai memilah makanan,” tandasnya.

Selain itu, masyarakat diminta agar mulai mengurangi ketertarikan terhadap produk yang berwarna menarik. Sebab, produk Mamin seperti itu justru lebih sering mengandung bahan kimia berbahaya. (par)

No More Posts Available.

No more pages to load.