Siswi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Mendadak Meninggal Dunia

oleh -185 Dilihat
oleh
Agung Sugiyatno, paman korban
Ramai di Medsos Tak Wajar, Keluarga Pertanyakan Penyebabnya ke Polisi

MADIUN, PETISI.CO – Pelajar SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun yang meninggal dunia, Rabu (12/6/2024) menyisakan pertanyaan keluarga. Ini setelah kematiannya sempat ramai di media sosial yang menyebutkan kematian siswi berinisial G tersebut diduga tak wajar dan dianggap mendadak sehingga membuat pihak keluarga sangat terpukul.

“Dua minggu sebelum G meninggal sempat pulang ke rumah. Kondisinya baik-baik saja dan tidak mengeluh sakit,” ujar Bagus Handono, ayah G.

Penuturan kepada sejumlah awak media, Bagus Handono, mulanya ia menerima informasi dari pihak sekolah jika anaknya masuk RSUD Kota Madiun lantaran mengeluh sakit demam. Bagus dan istri lantas bergegas menuju rumah sakit. Namun, pihak rumah sakit hanya mengatakan jika G mengalami demam. Lalu kemudian dibawa pulang ke rumah.

“Info dari sekolah itu ngomong kalau anaknya panas kemudian dibawa ke IGD. Dari IGD kami minta lab nggak dikasih, karena infonya cuma panas. Terus saya bawa pulang,” ujarnya.

Kondisi G semakin parah. Orang tua pun berinisiatif membawanya ke puskesmas terdekat. Namun lantaran fasilitas yang tidak memadai, G akhirnya dirujuk ke rumah sakit dr Widodo Ngawi.

“Di rumah belum turun panasnya, malah kondisinya semakin parah. Kemudian saya bawa ke Puskesmas Geneng, dari situ hasil lab kalau anak ini mengalami infeksi dalam. Kemudian kami rujuk ke rumah sakit Widodo Ngawi,” tuturnya.

Sampai di ruang ICU rumah sakit Widodo Ngawi, G sudah tidak sadarkan diri hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia. “Saya sesalkan kenapa pihak sekolah kok minim banget infonya,” katanya.

Setelah kematian G, Bagus mengaku menerima informasi jika sebelum dibawa ke RSUD Kota Madiun, almarhumah sempat menjalani perawatan di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SMAN 3 Taruna Angkasa.

“Saya juga dapat info sebelum panas itu sempat ke UKS dengan keluhan sakit perut dan muntah-muntah. Muntahnya ini disampaikan guru BK-nya itu memang kondisi muntahnya lain, ada warna hijau,” jelasnya.

Sementara itu tanda tanya besar datang dari Agung Sugiyanto (51) warga Desa Duwet, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, paman G. Pihaknya tidak menyangka kepergian G begitu cepat. Padahal, almarhumah tidak pernah mengeluh sakit.

Dengan kabar duka itu, Agung dan keluarga merasa sangat bersedih. Ditambah lagi adanya berita di media sosial (medsos) jika kepergian G diduga tidak wajar.

“Waktu itu saya coba untuk ke rumah sakit mencari hasil laboratorium karema mendengar kabar di medsos menyebutkan seolah penyebab kematiannya tidak wajar,” ujarnya.

Hal itu juga dikuatkan dengan pengakuan ibu G kepada Agung. Sebelumnya G mengaku sempat dipukul di sekolah. Pun, ibu G lantas mendatangi pihak sekolah.

“Mamanya sempat cerita, jika sempat dipukul. Kemudian mamanya ke sekolahan,” ungkapnya.

Saat itu pihak keluarga berpikir kalau memang isu di medsos itu benar ya kita berharap pada aparat untuk melakukan penyelidikan. “Kita mencari kebenaran,” tandasnya.

Secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Madiun Kota, AKP Sujarno mengaku telah menerima informasi tersebut.

Kapolres Madiun Kota, AKBP Agus Dwi Suryanto secara langsung bahkan memerintahkan Satrekrim untuk melakukan penyelidikan. Hasilnya, dari beberapa bukti yang didapat, G murni meninggal akibat sakit yang dideritanya.

“Itu kita sampaikan ke orang tua, dan orang tua sudah bisa menerima, mendasar rekam medis yang diberikan dokter ke keluarga juga sama hasilnya,” tandasnya. (iya)

No More Posts Available.

No more pages to load.