SMKN 1 Rejotangan Deklarasikan Sebagai Sekolah Anti Perundungan

oleh -322 Dilihat
oleh
SMKN 1 Rejotangan mendeklarasikan sebagai sekolah anti perundungan

TULUNGAGUNG, PETISI.COKemendikbudristek yang bekerjasama dengan UNICEF Indonesia dan mitra, tahun 2021 ini telah melaksanakan program pencegahan perundungan dan kekerasan berbasis sekolah Roots Indonesia kepada kurang lebih sebanyak 1.800 sekolah meliputi SMP, SMA Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan.

Kini, SMKN 1 Rejotangan Tulungagung telah mendeklarasikan sebagai sekolah anti perundungan dan menggelorakan stop bullying, dengan harapan di lingkup lembaga sekolah tersebut tidak akan terjadi perundungan terhadap siswa.

Pihak sekolah pun telah menyiapkan 2 guru sebagai fasilitator dan 30 siswa untuk dijadikan agen perubahan perundungan

Deklarasi Anti perundungan SMKN 1 Rejotangan dilaksanakan bersamaan memperingati Roots Day yang digelar selama 2 hari pada Jumat-Sabtu (8-9 Oktober 2021).

Pihak sekolah pun telah menyiapkan 2 guru sebagai fasilitator dan 30 siswa untuk dijadikan agen perubahan perundungan dengan tujuan untuk mengajak atau mengkampanyekan kepada seluruh siswa (teman satu sekolah) untuk selalu melakukan hal – hal yang positif.

Hal itu disampaikan Kepala SMKN 1 Rejotangan, Masrur Hanafi.

“Dengan telah dideklarasikannya SMKN 1 Rejotangan sebagai sekolah anti perundungan, dalam kegiatan Roots Day yang berlangsung pada Jumat (08/10) hingga Sabtu (09/10/2021) kemarin, kami berharap di sekolah kami ini tidak akan terjadi perundungan,” ucapnya, Rabu (13/10/2021).

Menurutnya, di dalam Roots Indonesia ini ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh guru fasilitator bersama agen perubahan yang tujuannya adalah mengajak atau mengkampanyekan kepada teman-temannya satu sekolah untuk selalu melakukan hal-hal yang positif.

Pihaknya telah menyiapkan 30 siswanya untuk menjadi agen perubahan perundungan dan 2 guru sebagai fasilitator.

Dalam penerapannya, agen perubahan yang terdiri dari 30 siswa yang dipilih tersebut untuk menyebarkan dan menanamkan nilai – nilai kebaikan dan anti kekerasan di sekolah. Sedangkan fasilitator guru punya peran memfasilitasi diskusi yang dilakukan secara bersama dengan agen perubahan dalam pertemuan roots setiap minggunya.

Lebih lanjut Hanafi menyampaikan, dua guru fasilitator yang telah disiapkan sudah mengikuti diklat, sehingga banyak bekal materi yang didapatkannya kemudian disampaikan kepada 30 agen perubahan untuk diterapkannya.

“Untuk program roots ini kami juga bekerjasama dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya (P5BK),” lanjutnya.

Ditambahkannya, dalam kegiatan Roots Day kemarin juga dilakukan pementasan karya siswa yang merupakan implementasi paradigma baru kurikulum 2021 SMKN 1 Rejotangan yang telah ditunjuk sebagai SMK Pusat Keunggulan dalam rangka menciptakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK).

Adapun dalam pemberian materinya, pihak SMKN 1 Rejotangan menggandeng stake holder dari TNI dan Polri yang dalam hal ini ada materi Kesamaptaan, Kebangsaan, dan Kesadaran Hukum.

“Dalam hal ini kita juga menggandeng stake holder dari TNI – Polri terkait pemberian materi kesamaptaan, kebangsaan, dan kesadaran hukum kepada siswa, setiap dua minggu sekali, dengan harapan siswa mempunyai jati diri dan merdeka belajar,” pungkas Hanafi. (par)

No More Posts Available.

No more pages to load.