Survei BRUIN: 65% Responden Nyatakan Gubernur Khofifah Gagal Mengelola Sungai Brantas

oleh -221 Dilihat
oleh
Tim BRUIN saat mengambil sampel di Sungai Brantas

SURABAYA, PETISI.CO – Hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) menunjukkan bahwa sebanyak 65 persen responden menyatakan bahwa Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dianggap gagal dalam mengelola Sungai Brantas. Survei ini dilaksanakan dari 3 Maret hingga 15 November 2023, dengan melibatkan 535 responden dari berbagai latar belakang pendidikan di 19 kabupaten/kota di Jawa Timur.

M Kholid Basyaiban, peneliti dan koordinator kampanye BRUIN, mengungkapkan bahwa hasil survei ini mencakup lima poin variabel, termasuk penilaian masyarakat terhadap kinerja Gubernur Khofifah dalam perlindungan dan pengelolaan Sungai Brantas.

“Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas responden menganggap Gubernur Khofifah gagal dalam menjaga sungai tersebut dari kerusakan dan pencemara,” ungkap Kholid dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/11/2023).

Kholid menyatakan, salah satu temuan mencengangkan adalah bahwa 70 persen responden melaporkan bahwa bantaran Sungai Brantas tidak terawat dan kumuh karena menjamurnya bangunan liar, melanggar peraturan yang menetapkan garis sempadan sungai.

“Kami juga menemukan sekitar 1400 bangunan liar hanya dalam seminggu lebih melakukan survei di sepanjang Kali Surabaya,” ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa survei ini juga untuk menyoroti pencemaran sungai, dengan 91 persen responden menyatakan bahwa Sungai Brantas saat ini tercemar. Sebanyak 73,5 persen responden melaporkan adanya sampah plastik dan limbah domestik, sementara 27 persen melaporkan tercemarnya sungai oleh limbah industri, limbah peternakan, dan pestisida.

“Dari survei ini juga diketahui bahwa sungai Brantas memiliki risiko tinggi terjadi bencana, dengan 65 persen responden menyatakan sering terjadi banjir akibat rusaknya fungsi dan fisik sungai. Sebanyak 35 persen responden juga menyebutkan seringnya terjadi longsor akibat aktivitas illegal logging dan tambang pasir ilegal,” kata Kholid.

Dari sini, Kholid menyimpulkan bahwa ketidakseriusan pemerintah, termasuk Gubernur Khofifah, dalam mengelola Sungai Brantas berdampak pada perubahan fisik sungai, rusaknya ekosistem, dan meningkatnya risiko bencana alam.

“Fakta rusaknya sungai Brantas jika dibiarkan juga akan berdampak pada hilangnya sumber mata air dan kesediaan air bagi masyarakat yang hidup di sepanjang sungai Brantas,” pungkas Kholid. (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.