Tim ”PETINJU” Unej Sabet Medali Perunggu Kategori Poster PKM-PI di PIMNAS ke 36

oleh -262 Dilihat
oleh
Tim Faperta Unej peraih medali perunggu

JEMBER, PETISI.CO – Inovasi pengolahan limbah kotoran ternak yang diterapkan oleh mahasiswa melalui kelompok Peternak Inovatif dan Maju (PETINJU) bentukan mahasiswi Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Jember (Unej) berhasil menyabet medali perunggu di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke 36 yang digelar di Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung mulai 26 November hingga 1 Desember 2023 lalu. Sementara medali emas diraih tim Universitas Gadjah Mada, sedangkan medali perak dibawa pulang tim Institut Pertanian Bogor.

Tim Faperta terdiri dari Deviana Fitria Astuti, Dyah Retno Anggraini, Indah Setyowati, Damaita Afriana dari Program Studi Proteksi Tanaman, serta Raisa Wahyu Nurani dari Program Studi Penyuluhan Pertanian.

Mereka meraih medali perunggu untuk kategori poster Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Inovasi (PKM-PI). Tim yang dibina oleh Ankardiansyah Pandu Pradana berhasil meraih peringkat ketiga dari 21 tim yang turut serta.

“Alhamdulillah, kami berhasil membawa pulang medali perunggu. Yang membanggakan lagi kami dipuji oleh dewa juri sebagai satu-satunya tim di kategori PKM-PI yang semua anggotanya perempuan. Pasalnya mungkin banyak mahasiswa yang enggan berhubungan dengan obyek inovasi kami, yakni kotoran ternak,” ungkap Deviana yang ditunjuk sebagai ketua tim saat diwawancarai di lobby gedung rektorat (6/12).

Betapa tidak, selama mereka menerapkan inovasi pembuatan vermicompost dengan bantuan cacing tanah jenis cacing merah, para srikandi Kampus Tegalboto ini harus berjibaku dengan limbah kotoran ternak di Desa Babatan, Kecamatan Jenggawah, Jember.

Bahkan untuk meyakinkan dewa juri, mereka membawa vermicompost lengkap beserta cacing tanahnya ke kampus UNPAD! Agar cacing tersebut tetap hidup, mereka sengaja membawa ampas tahu sebagai pakan. Seusai ajang PIMNAS ke 36, kompos dan cacingnya mereka sebar di wilayah kampus UNPAD.

Berkesempatan mengikuti ajang lomba karya tulis ilmiah (LKTI) bagi mahasiswa tertinggi di Indonesia memberikan banyak pengalaman bagi mereka berlima. Seperti yang disampaikan oleh Raisa. Menurutnya, banyak desain poster tim lain yang tak kalah bagusnya. Membuatnya tertantang untuk belajar bagaimana mendesain lebih baik lagi. Begitu pula dengan cara presentasi dan menjawab pertanyaan dari dewan juri di sebuah ajang LKTI.

“Ternyata kawan-kawan dari UGM atau IPB sudah lebih dini mempersiapkan diri. Bahkan semenjak mereka masih mahasiswa baru sudah diperkenalkan dengan bagaimana cara membuat karya tulis ilmiah yang baik. Termasuk didorong konsisten meneliti dan menuangkannya dalam bentuk karya tulis ilmiah. Sehingga pembinaannya berjenjang dan lebih terfokus,” kata Raisa. Oleh-oleh pengalaman mengikuti PIMNAS ke 36 dari Bandung ini rencananya akan mereka terapkan di Faperta melalui himpunan mahasiswa jurusan.

Prestasi tim Faperta meraih medali perunggu di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke 36 disambut gembira oleh Wakil Rektor I bidang Akademik sekaligus pelaksana tugas Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Slamin. Menurutnya Universitas Jember akan lebih mengintesifkan pembinaan secara dini kepada mahasiswa yang berminat dan memiliki potensi membuat karya tulis ilmiah.

“Sebagai upaya mendorong makin banyak mahasiswa kita yang ikut di ajang PIMNAS dan ajang sejenis, kami berencana membuat aturan yang memungkinkan peraih medali emas bisa menjadikan penelitiannya sebagai skripsi. Untuk detil teknisnya masih dibahas dan insyaallah akan diterapkan mulai semester gasal tahun akademik 2024-2025 nanti,” kata Prof. Slamin.

Sebagai tambahan informasi, tim Faperta Universitas Jember melaksanakan PKM-PI di Babatan Kecamatan Jenggawah Jember dengan judul “BES: Bed Vermicompost dan Earthworm Separator Sebagai Inovasi Pengelolaan Limbah Kotoran Sapi Pada Kelompok Peternak Di Desa Babatan Jember”. Rencananya program ini akan diteruskan dan diperluas ke peternak lainnya agar problema limbah kotoran ternak bisa ditangani lebih baik. (cah/iim)