Tim Sergap Mabes TNI AD Tinjau Kondisi Gabah Bondowoso

oleh -39 Dilihat
oleh
Tim Sergap bersama sejumlah Kepala Dinas di Bondowoso

BONDOWOSO, PETISI.CO — Tim Serap Gabah Petani (Sergap) Mabes TNI AD  turun langsung ke lapangan guna melihat kondisi gabah yang ada di desa wilayah Kabupaten Bondowoso, Rabu (6/3/2019).

Tim yang diketuai oleh Kolonel Arm Purbo Prastowo didampingi, Komandan Dandim 0822 Bondowoso, Letkol Inf Tarmudji, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan)  Dwi Wardana dan  Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Mohammad Halil, serta Kepala Sub Divre Bulog Bondowoso-Situbondo, Dwiana Puspitasari, menuju ke Desa Penambangan, Kecamatan Curahdami untuk menyaksikan langsung panen padi di lahan seluas lima hektar milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat.

Kemudian tim tersebut, menyisir ke penggilingan padi UD Samudra Harapan di Desa Tegal Mujin, Kecamatan Grujugan. Usai melakukan kunjungan, Kolonel Arm Purbo Prastowo, yang disebut-sebut  Ketua Tim Sergap wilayah Jawa Timur, mengungkapkan, bahwa pihaknya akan menargetkan gabah petani hingga sekitar 24.000 ton gabah.

“Gabah yang akan diserap sekitar 36 ribu hektar lahan sawah milik kelompok tani di seluruh wilayah Bondowoso,” ujarnya.

Disamping itu, ia menerangkan, pihaknya optimis terhadap pencapaian target yang ditetapkan. “Hasil panen di Bondowoso cukup bagus, karena lahan seluas satu hektar mampu menghasilkan sekitar 8, 1 hingga 8, 5 ton gabah,” ungkapnya.

Seraya mengatakan, tim Sergap ini, merupakan bagian upaya khusus yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menstabilkan harga sekaligus mensejahterakan para petani. “Ujungnya untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia,” katanya.

Ketika ditanya soal rendahnya Harga Pokok Penjualan (HPP) dari perbandingan antara Bulog dengan para pengepul yang ditawarkan.  Ketua tim Sergap itu menjelaskan, memang ada kendala dalam pelaksanaan serap gabah petani. “Ya salah satunya, harga yang ditawarkan belum cocok,” akunya.

Di tempat yang sama, kepala Sub Divre Bulog tersebut, menanggapi hal itu, menurut dia, memang harga di pasaran saat ini sangat tinggi, yaitu Rp. 8.600 perkilo. Sementara jika mengacu pada HPP Nomor 5 tahun 2015, yang ditawarkan oleh Bulog untuk beras medium harga serapannya Rp. 7.300. Dan Bulog melakukan fleksibilitas sebesar 10 persen sehingga menjadi Rp 8.030, perkilo.

“Hanya saja Bulog melakukan fleksibilitas sebesar 10 persen. Jadi untuk harga beras saat ini yang akan diserap Bulog Rp. 8.030,” kata Dwiana.

Selain itu, ia mengaku, dalam Sergap kali ini, pihaknya akan melakukan sistem Buy To Sell (BTS) bertujuan agar Bulog membeli tapi juga harus kewajiban menjual dengan harga yang lebih kompetitif.

“Bulog kemarin membuka sistem Buy To Be Stock (BTBS) kali ini menggunakan sistem BTS. Saat ini kita melakukan itu, bertujuan untuk beli dan jual dengan mekanisme yang sesuai harga pasar,” ringkasnya. (latif)