Wagub Emil: HIPMI Surabaya Harus Bisa Mencari Ciri Khas Sendiri

oleh -129 Dilihat
oleh
Wagub Emil Dardak dan Denny Yan (kiri) saat diwawancarai wartawan di sela Forum Bisnis dan Rakercab HIPMI Surabaya

SURABAYA, PETISI.CO – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menanyakan apa yang menjadi ciri khas atau basic bisnis karakter dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Surabaya. Pertanyaan ini harus dicari, namun tidak perlu ngoyo mencarinya.

“Dilakoni saja. Dijalani secara alami, nanti akan ketemu sendiri. Kata kuncinya adalah perbanyak komunikasi, interaksi dan refleksi. Mencari apa sebenarnya yang dihadapi dan ditemukan,” katanya saat menghadiri acara Forum Bisnis dan Rapat Kerja Cabang (Rakercab) BPC HIPMI Surabaya di Balai Pemuda Surabaya, Selasa (7/3/2023).

Menurutnya, kebanyakan pengusaha di Surabaya porto folio bisnisnya di luar Surabaya. Ada yang peternakan di Tuban, misalnya. Ada pula yang punya pabrik di Mojokerto, ada yang jualan telur di Blitar. “Bukan di Surabaya, jualnya di daerah lain juga,” ungkapnya.

Surabaya, lanjutnya, merupakan kota penyumbang 1/4 dari dari seluruh perekonomian di Jatim. Sedangkan, Jatim menyumbang 1/6 dari seluruh perekonomian Indonesia. Indonesia menyumbang separoh dari seluruh perekonomian di Asia Tenggara atau Asean. “Jadi, bayangkan seberapa besar Surabaya ini,” tuturnya.

Dijelaskan, Indonesia mempunyai 34 provinsi. Tetapi, satu provinsi ini, yaitu Jatim penyumbang 1/6. Artinya di Asean, Jatim penyumbang 1/12. Kalau kita konversi mendekati 7 persen perekonomian seluruh negara Asean, adanya di Jatim.

“Dari perekonomian sebesar ini, ada dua tolok ukurnya. Pertama, tolok ukur sumbangsih PDRB. Dimana Surabaya, menyumbang 1/4 dari total perekonomian Jatim. “Jadi, bayangkan Jatim yang sedemikian besar, porsinya di Asia Tenggara dan dunia, ini 1/4 nya Kota Surabaya saja. Padahal ada 38 Kabupaten/Kota di Jatim,” paparnya.

Tolok ukur kedua, lanjutnya, bahwa pengusaha Surabaya ikut menjadi penggerak ekonomi di wilayah luar Surabaya, dengan menjadi pemodal, dengan menjadi pemasar. Nah, HIPMI Surabaya mencari pertama adalah economic carakternya dulu. Bisnis opportunity nya dimana. Apalagi, ada HIPMI Perguruan Tinggi atau kampus.

“Mereka akan nanya kalau di Surabaya, saya mau bisnis apa. Pertama yang muncul adalah apa yang bisa saya jual tidak terbatas kepada apa yang ada di Surabaya. Pasti orang Surabaya akan melirik minimal Gresik, Sidoarjo, Pasuruan dan Mojokerto,” jelasnya.

Ketua Umum BPC HIPMI Surabaya, Denny Yan menambahkan HIPMI Surabaya memiliki komitmen bahwa kami dari HIMPI untuk HIPMI, HIPMI Surabaya untuk Kota Surabaya. HIPMI Surabaya memiliki komitmen seperti pada acara hari ini vendor-vendor dan stan-stan makanan 99 persen merupakan produk pengusaha yang tergabung dalam HIPMI Surabaya.

Sehingga, harapannya ketika anggota HIPMI Surabaya mendapatkan manfaat, akan bisa merasionalisasi dan bisa menebarkan manfaat kepada orang lain juga.

“Pada awal nanti, HIPMI Surabaya bersama petani binaannya di Kelurahan Bakingan akan melakukan panen perdana buah Melon dengan kualitas premium, seratus persennya dibeli oleh anggota HIPMI sendiri,” paparnya.

Saat ini, menurutnya, ada empat program HIMPI yang sudah terjadlin dengan Pemkot Surabaya. Yaitu, pertanian, pengolahan sampah organik, pelatihan memasak dan Jawara Comunal. Empat program tersebut, telah memberikan manfaat dan pemasukan ekonomi yang riil untuk 120 keluarga di Surabaya.

“Ke depan, program HIPMI Surabaya, tidak muluk-muluk. Kami ingin membuat program kecil, tapi bermanfaat dan jumlahnya banyak. Sehingga program ini bisa berkesinambungan dan menebar lebih banyak lagi untuk orang-orang di sekitar Surabaya,” katanya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.