41, 97 persen Masyarakat Bondowoso Masih BAB Sembarangan

oleh -52 Dilihat
oleh
Wabup Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat dalam acara Gebyar Desa atau Open Defication Free (ODF), Rabu (19/12/2018) di aula Hotel Ijen View

BONDOWOSO, PETISI.CO Berdasarkan web, Sanitasi Total Berbasis  Masyarakat (STBM), akses jamban di Bondowoso, hingga 17 Desember 2018 ini, mencapai 58,03 persen. Artinya, 41, 97 persen, masyarakatnya masih Buang Air Besar (BAB) sembarangan. Sedangkan capaian akses air bersihnya, ialah 58,55 persen.

Hal tersebut, dijelaskannya oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, Muhammad Imron, saat menyampaikan laporannya dalam acara Gebyar Desa atau Open Defication Free (ODF), Rabu (19/12/2018) di aula Hotel Ijen View.

Menurutnya, Dinkes Bondowoso, memulai peningkatan akses jamban pada tahun 2013 di angka 27,38 persen. “Selama lima tahun terakhir ini, kami telah meningkatkan akses jamban di angka 50 persen lebih,” ujarnya.

Disamping itu, ia mengaku, meskipun tidak bisa secara ekstrem melakukan peningkatan, namun progres peningkatan akses jamban ini ada peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

“Kita tidak bisa terus menerus membandingkan dengan kabupaten/ kota yang lain di Jawa Timur. Karena, daerah lain berangkatnya dari angka dasar di atas 50 persen,” ungkapnya.

Seraya menyebutkan, upaya peningkatan kesehatan lingkungan, utamanya dalam peningkatan akses jamban ini, tidak bisa dipisahlan dalam penurunan angka stunting di Bondowoso.

“Alasannya, pencegahan dan penanggulangan stunting tergantung dalam beberapa hal, yang pertama, tentang bagaimana pola asuh bayi. Kemudian, pola makanan dan sangat signifikan dengan kesehatan lingkungan,” urainya.

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat, menerangkan, bahwa sanitasi yang layak dan ketersedian air bersih yang cukup mempunyai daya dukung yang signifikan terhadap penurunan angka stunting.

“Ini yang penting. Jadi stunting bukan hanya bidang ketahanan pangan, dinas kesehatan, tapi semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga terkait dengan penangan stunting ini,” tandasnya.

Sekedar diketahui, penyebab rendahnya akses jamban ini, lantaran habit dan mindset masyarakat yang lebih terbiasa memanfaatkan sungai untuk BAB. Kondisi ini mayoritas banyak terjadi di kawasan pedesaan. Sementara, di kawasan kota masih terjadi pembuatan septic tank yang pembuangan akhirnya juga masih ke sungai. Selama ini, Dinkes Bondowoso telah melakukan berbagai upaya dengan menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat tentang STBM. (latif)