611 Peserta Ikuti Pameran Inovasi Berbasis Teknologi I3E

oleh -51 Dilihat
oleh
Gus Ipul Bersama Menristek dan Beberapa Rektor di Jatim Pada Pembukaan I3E.

Inovator Harus Bangun Kemitraan

 SURABAYA, PETISI.COWakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf minta para inovator berbasis teknologi untuk membangun kemitraan dengan dunia bisnis supaya bisa berkembang dan lebih kuat.

Permintaan itu disampaikan Gus Ipul, sapaan akrabnya pada acara pembukaan pameran inovasi berbasis teknologi I3E (Inovator Inovasi Indonesia Expo), di Grandcity Surabaya, Kamis (19/10/2017).

Menurutnya, dukungan swasta mutlak diperlukan karena pengembangan hasil riset  memerlukan dana yang cukup besar. Alasan lainnya agar hasil riset bisa diterapkan sehingga hasilnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

Penggunaan teknologi, ujar Gus Ipul, memerlukan inovasi-inovasi baru. Misalnya, petani perlu berinovasi sehingga tidak hanya menjual gabah atau beras, tetapi sudah berupa hasil olahan. Contoh lain, pakan ternak, mengawetkan bahan makanan, atau bagaimana caranya agar garam bisa diproduksi sepanjang.. “Semua itu perlu teknologi, dan inovasi yang relevan dengan situasi dan kondisi saat ini,” ujarnya.

Pameran I3E untuk pertama kalinya diadakan di Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan tahunan ini, sejak 2015 selama dua tahun berturut-turut pameran yang diprakarsai Dirjend Penguatan Inovasi Kemenristekdikti ini selalu diadakan di Jakarta.

Pemilihan Surabaya Jawa Timur sebagai tempat pelaksanaan pameran I3E ini  karena Startup company di Jatim teratas 147 starup sejajar dengan Jabar, sementara Provinsi lain posisinya masih dibawah Jatim dan Jabar.

“Hal itu karena inovasi-inovasi karya anak bangsa yang menggunakan bahan baku yang ada di sekitarnya. Bahan baku yang ada diberikan nilai tambah, yang akhirnya memperkuat perekonomian sehingga lebih mandiri. Ini harus didorong supaya kedepan berpembang ekonominya berbasis pada teknologi. Calon starsup masa depan kita yang akan menjadi pemenang dimasa yang akan datang,” harapnya.

Sependapat dengan Gus Ipul, Menristekdikti Mohammad Nasir mengatakan, untuk menumbuhkan iklim yang kondusif bagi pengembangan inovasi di Tanah Air. Karya inovasi harus dipertemukan dengan dunia bisnis agar memberi nilai tambah dan menjaga kesinambungan inovasi.

Tanpa kolaborasi dengan bisnis, karya inovasi hanya akan dicatat di laboratorium atau kampus tanpa memberi manfaat nyata bagi masyarakat maupun inovatornya.

Pameran yang berlangsung empat hari tgl 19 – 22 Oktober ini diikuti 611 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia. Peserta terdiri dari delapan bidang fokus, yakni pangan, energi, transportasi, material maju, bahan baku, Hankam, TIK, Kesehatan Obat yang merupakan binaan dari Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti tahun 2017.

Pada 2015 masih 52 starsup, 2016 mulai meningkat 203 startsup. Tahun ini ditargetkan 450 tapi berhasil 661 starsup. Tahun depan ditargetkan 800 starsup, dan 2019 diharapkan bisa mencapai seribu lebih starsup.

Selama pameran, diadakan seminar dan talk show, diantaranya mengenai branding, online marketing, paten dan hak kekayaan intelektual, standar mutu,  serta strategi menembus pasar ritel modern.

Peserta juga bertemu dan mempresentasikan karyanya di hadapan investor dari berbagai perusahaan keuangan dalam sesi Business Pitching. Bagi mahasiswa dan masyarakat umum diadakan Kompetisi Inovasi Perguruan Tinggi & Masyarakat.

“Harapan kami, setelah mengikuti expo ini, peserta mendapat bekal untuk membangun aspek bisnis dari inovasi yang dirintis. Ini penting agar ada insentif bagi masyarakat untuk terus mengembangkan inovasi,” harapan Menristekdikti Nasir setelah berkeliling dan berdialog dengan peserta pameran. (cah/sil)