Pemkot Surabaya Antisipasi Demam Berdarah

oleh -203 Dilihat
oleh
Petugas memeriksa saluran air bebas dari jentik nyamuk.

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan langkah antisipasi terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Langkah tersebut diambil menilik pada Peraturan Menteri Kesehatan 1501/MENKES/PER/2010 mengenai Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.

Febria Rachmanita, Kepala Dinas Kesehatan mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya guna mengantisipasi penyakit DBD seperti, menerbitkan Surat Edaran Wali Kota tentang kewaspadaan DBD, sosialisasi dan penyuluhan, dan memanfaat peranan juru pemantau jentik (Jumantik) dengan program “Gerakan 1 rumah 1 jumantik”.

“Kami melakukan pendampingan dan monitoring Gerakan 1 rumah 1 Jumantik. Kader Jumantik berjumlah 22.995 orang di bawah koordinasi puskesmas, camat, dan lurah,” Kata wanita yang akrab disapa Feny ini, Kamis (16/1/2020).

Feny menjelaskan bahwa peranan para jumantik adalah menjadi mitra bagi puskesmas guna melakukan pencegahan dan meminimalisir angka DBD serta juga memantau lingkungan melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap hari Jumat.

“PSN meliputi pemantauan tempat perkembangbiakan, cara pemberantasan, mengetahui siklus nyamuk, memahami Angka Bebas Jentik (ABJ) dan mengetahui penggunaan larvasida (bubuk pembunuh Jentik),” jelasnya.

Bukan hanya itu saja, Dinkes menerapakn sistem “3M PLUS” bersama kader lingkungan. 3M PLUS sendiri berarti menguras, menutup, dan mendaur ulang sementara untuk PLUSnya adalah memiliki 11 poin seperti mengganti air vas bunga, memperbaiki saluran dan talang yang tersumbat hingga menaburkan bubuk pembunuh jentik.

“Lalu memasang kawat kasa di jendela, mengatur barang secara rapi dalam ruangan, memakai obat yang mencegah gigitan nyamuk, penanaman bunga pengusir nyamuk dan membersihkan lingkungan,” paparnya.

Ia juga berpesan kepada masyarakat, apabila ada keluarga atau lingkungan sekitar mengalami gejala DBD agar segera dibawa langsung ke Puskesmas terdekat.

“Gejalanya itu biasanya demam tinggi, ruam atau bintik merah pada kulit, nyeri pada otot sendi kemudian pusing, mual, muntah, nafsu makan menurun, nyeri ulu hati,” ungkapnya.

Segala upaya telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya untuk menghindarkan masyarakat dari nyamuk species Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Hasilnya terjadi penurunan warga terjangkit DBD dari 322 kasus di tahun 2018 menurun menjadi 277 kasus di tahun 2019. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.