Konjen RI Cape Town Perkuat Kerjasama Bisnis dan Pendidikan dengan Provinsi Free State Afsel

oleh -1262 Dilihat
oleh
Tudiono Konjen RI Cape Town bersama Gubernur Free State

30 Tahun Hubungan Diplomatik RI-Afsel

CAPE TOWN, PETISI.CO – Hubungan diplomatik Indonesia-Afsel (Afrika Selatan) tahun ini menginjak usia yang spesial, yakni ke-30 tahun.

Sementara itu hubungan sosial budaya dan kesejarahan kedua bangsa telah berlangsung lama, sejak tahun 1600-an. Pada masa itu banyak ulama dan para pejuang nusantara ditangkap dan diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke Afsel.

Seperti diketahui,  Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VoC) menjadikan Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) di Afrika Selatan sebagai pos perdagangan dan perbekalan kapal-kapal mereka yang berlayar melalui rute Eropa-Hindia Belanda (Indonesia).

VoC juga menjadikan Afrika Selatan sebagai lokasi pengasingan musuh-musuh politik dari wilayah koloni seperti India, Indonesia, dan Sri Lanka.

Di tahun 1700-an, VoC membawa musuh politik, narapidana dan budak dari India, Indonesia, dan negara lain ke Tanjung Harapan untuk diasingkan atau dipekerjakan.

Setelah selesai menjalani masa hukuman, para ulama, pejuang yang diasingkan sebagian ada yang kembali ke tanah air, namun banyak pula yang menetap. Mereka kemudian memperkenalkan dan menyebarkan agama Islam di Afrika Selatan.

Sejarah juga menunjukkan banyak ulama dan pendatang muslim Indonesia yang menjadi bagian perjuangan Afrika Selatan melawan kolonialisme, diantaranya yang paling dikenal masyarakat Afrika Selatan adalah Syekh Yusuf Al Makassari Al Bantani dan Abdullah bin Qadhi Abdussalam, yang diasingkan ke Afrika Selatan.

Selain itu, tercatat Pangeran Madura (Pangeran Chakra Deningrat) yang gugur dan dimakamkan di Pulau Roben pada 1754. Pulau ini merupakan tempat  pemimpin Afsel Nelson Mandela dipenjara selama 18 tahun.

Sementara, saat ini, diaspora Indonesia telah mencapai lebih dari 300.000  orang. Guna memperkuat  kerjasama Indonesia dengan Free State, Konsul Jenderal RI Tudiono telah melakukan pertemuan Courtessy Call dengan Premiere (Gubernur) Propinsi Free State Hon. Mxolisi Dukwana pada  Kamis (07/03/2024) di kantor Premiere, Bloemfontaien, sekitar 1000 km dari Cape Town.

Gubernur Free State didampingi jajaran Anggota-Dewan Eksekutif Free State, para Kepala Departemen dan Direktur Jenderal dan Direktur Kerjasama Internasional, bersama Konjen RI bersama isteri didampingi Konsul Ekonomi dan Analis Ekonomi KJRI Cape Town

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Free State didampingi jajaran Anggota-Dewan Eksekutif  Free State, para Kepala Departemen dan Direktur Jenderal dan Direktur Kerjasama Internasional.

Konjen RI  bersama isteri didampingi Konsul Ekonomi dan Analis Ekonomi KJRI Cape Town.

“Free State merupakan salah satu propinsi di Afsel. Ibu kota propinsi ini adalah Bloemfontein yang juga merupakan ibu kota yudikatif Afsel. Free state memiliki luas wilayah 129.480 km² dan jumlah penduduk sebanyak 2.706.776 jiwa, kata Konjen RI Cape Town Tudiono kepada petisi.co, Jumat (08/03/2024).

Menurut Tudiono, sektor ekonomi unggulan di Free State antara lain adalah pertanian dan peternakan. Selain itu manufaktur sedang terus didorong oleh pemerintah.

Dikatakan Tudiono, sejumlah sektor konkrit untuk memperkuat  kerjasama investasi, perdagangan dan sosial budaya Indonesia dengan Free State.

“Sektor konkrit tersebut antara lain kerjasama investasi di bidang peternakan dan ekspor kelapa sawit Indonesia ke Afsel,” ujar Tudiono.

Konjen RI, kata Tudiono,  juga menekankan pentingnya meningkatkan kerjasama sosial budaya dan pendidikan melalui kerjasama Sister City dan antar Universitas. Selain itu penawaran  beasiswa dari Indonesia untuk mahasiswa Afsel.

Sedang Premier menyambut baik tawaran kerja sama, utamanya potensi investasi produk daging halal.

Premiere menyambut baik rencana ekspor Indonesia di bidang kelapa sawit. Produk ini merupakan ingredient penting untuk berbagai produk yang dimanufaktur di Free State.

Premier segera menugaskan jajaran kabinet terkait dan Heads of Department untuk dapat koordinasi dengan KJRI Cape Town untuk tindak lanjut.

Selain hal tersebut, Premier sampaikan harapan sekiranya Indonesia dapat melakukan investasi di bidang gas alam untuk memenuhi kebutuhan energi Free State.

Free State juga tertarik untuk impor beberapa komoditas lain dari Indonesia, seperti kopi, sepatu dan pakaian seragam olah raga.

Dalam hal kerja sama di bidang sosial budaya, Premier menyambut baik dan meminta agar KJRI Cape Town dapat menyampaikan rincian informasi beasiswa yang tersedia dari Indonesia.(kip)

No More Posts Available.

No more pages to load.