Alumni FEB Unair: Ketua IKA Unair Harus Punya Visi Yang Jelas

oleh -62 Dilihat
oleh
Teguh (kiri) didampingi Rizky saat memberikan keterangan pers.

SURABAYA, PETISI.CO – Calon Ketua Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA UA) Surabaya harus memiliki visi yang jelas. Visi yang membesarkan nama IKA, bukan semata untuk kepentingan pribadi.

“Kita nggak bisa memilih orang yang nggak jelas visi misinya. Ibaratnya jangan sampai kita membeli kucing dalam karung,” kata Alumni FEB Unair angkatan 1985, Teguh Prihandoko kepada wartawan, Senin (31/5/2021) malam.

Menurutnya, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh calon ketua IKA UA dalam pemilihan nanti. Kriteria pertama, memiliki visi dan misi jelas untuk pengembangan IKA UA ke depan.

Kedua, mempunyai jaringan luas dan memiliki pengalaman organisasi di level internasional. Kretiga, memiliki kontribusi terhadap Unair dan ikatan alumninya. Keempat adalah mampu menjadikan IKA UA sebagai mitra strategis universitasnya.

Kriteria kelima, yaitu dari kalangan pengusaha. “Yang namanya ketua, harus punya modal yang cukup. Kekuatan finansial untuk menggerakan IKA UA, dan intinya jangan mencari makan di IKA UA. Tapi lebih baik memberikan kontribusi ke Unair,” tuturnya.

Pemilihan Ketua IKA UA Surabaya akan dilaksanakan pada 3 Juli 2021. Hingga kini, belum ada calon yang mendaftarkan diri mengikuti pemilihan ketua IKA UA.

Namun, dari kalangan alumni Unair muncul beberapa nama seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Direktur Operasional PT SIER Didik Prasetiyono dan Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono.

Sebelumnya, beredar dukungan dari Kaum Muda Alumni Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang tergabung dalam Kolaborasi Terbaik Alumni Unair (KITA). Mereka menjagokan nama Dimas Oky Nugroho untuk maju sebagai calon Ketua IKA Unair.

Teguh yang juga mantan Koordinator Ksatria Airlangga pendukung Jokowi di Pilpres 2019 sendiri, mengaku yang masuk radar IKA UA siapa saja masih belum terdeteksi. Tapi, semua calon memungkinkan dan memiliki peluang yang sama.

“Pemilihan tergantung para pemilik suara. Kami juga sepakat agar tidak aklamasi, tapi dilakukan secara demokratis,” ujar Teguh yang didampingi Alumni FEB Unair angkatan 1997, Rizky Supriadi. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.