Angka Stunting di Surabaya Merosot Signifikan dalam Dua Tahun

oleh -148 Dilihat
oleh
Pencegahan stunting di Surabaya melalui Puskesmas

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menunjukkan komitmennya dalam mengatasi stunting di Kota Pahlawan. Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di Surabaya saat ini hanya 1,6 persen, menurun drastis dari 28,9 persen pada tahun 2021 dan 4,8 persen pada akhir tahun 2022.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan apresiasinya kepada warga Surabaya atas partisipasi mereka dalam upaya menurunkan kasus stunting.

“Ini berkat kolaborasi dengan berbagai kelompok seperti Kader Surabaya Hebat (KSH), Bunda Paud, PKK, kader lingkungan, dan kelompok pengajian sangat berperan,” ungkap Eri.

Eri optimis bahwa dengan kerja sama ini, angka stunting akan terus menurun. Dia juga berharap bahwa dengan pendekatan yang sama, masalah kemiskinan, pengangguran, dan putus sekolah juga akan teratasi lebih efektif.

“Kami berharap Surabaya dapat mencapai status zero stunting segera. Saat ini, dari 1,6 persen kasus stunting, sebagian besar adalah balita dengan penyakit bawaan yang bukan berasal dari Surabaya. Pemerintah akan memberikan intervensi yang tepat untuk menangani masalah ini,” ujarnya.

Untuk menangani kasus stunting yang tersisa, Pemkot akan fokus pada penyembuhan penyakit dan meminimalisir dampaknya terlebih dahulu, sebelum mengarahkan perhatian pada pertumbuhan berat dan tinggi badan anak-anak tersebut.

Selain itu, inovasi Pemkot dan warga Surabaya dalam mengatasi stunting, pengangguran, dan kemiskinan didukung oleh pembentukan Kampung Madani.

“Melalui kelurahan, Pemkot akan secara aktif terlibat dengan masyarakat dalam membentuk Kampung Madani untuk meningkatkan kepedulian sosial antar warga,” kata Eri. (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.