Ambyar, Ojok Dibandingke

oleh -221 Dilihat
oleh

6 Shafar 1444 H

Sabtu 3 Sept 2022

on the train Argowilis Yogjakarta – Surabaya

Rencana saya begitu tiba di Stasiun Gubeng pukul 18.10 yang dijemput istri anak menantu dan cucu, akan menikmati ice cream Tutifruti di Zangrandi lalu ke TP Mal untuk bermalam mingguan, jadi ambyar, ojok dibandingke. Perasaan mangkel (jengkel) dan gregatan campur jadi satu.

Gegara, saat sedang di atas KA Argowilis yang saya tumpangi menuju kota Pahlawan Surabaya, sewaktu akan melintasi stasiun Solo Balapan, kota asal Jokowi, nada panggil HP saya berbunyi.

Telpon masuk dari sahabat IZ (saya sebut inisialnya) pada pukul 14.35. “Bang FIM (panggilan akrab saya) apa lagi nonton TV?” tanya IZ dan saya jawab, “tidak, lagi di atas kereta dari Purwokerto via Yogja. Ada berita apa IZ?” saya balik bertanya.

“Ada breaking news. Jokowi pers relase menaikkan harga BBM,” ujar IZ sahabat saya ketika mahasiswa di UJ tahun 78 lalu. IZ lalu lewat japri WA merinci kenaikan BBM itu.

Dari info itu, saya mengkritisi kebijakan rezim Jokowi menaikkan BBM yang diumumkan di akhir pekan ini. Berikut tulisan saya silakan dikomentari lewat fimdalimunthe55@gmail.com

JOKOWIDODO (Jokowi) akhirnya mengumumkan sendiri kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 jadi 10.000 per liter. Solar dari Rp 5.150 pe liter naik jadi Rp 6.800 per liter. Untuk Pertamax nonsubsidi naik dari Rp 12.000 jadi Rp 14.500 per liter.

Kenaikan BBM ini disampaikan Jokowi dalam Konferensi Pers Presiden dan Menteri Terkait, di akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9/2022). Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, kenaikan ini efektif berlaku 1 jam sejak diumumkan, pada pukul 14.30 WIB, hari ini Sabtu 3/9.

Jokowi mengatakan, anggaran subsidi pemerintah sudah meningkat 3 kali lipat dari  Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan itu akan meningkat terus. Lebih dari 70% subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu, yaitu pemilik mobil pribadi.

Ada beberapa catatan terhadap pengumuman kenaikan harga BBM ini, yang akhirnya disampaikan langsung oleh Presiden, yaitu :

Tekanan rakyat terhadap dampak kenaikan BBM ini begitu besar. Karena itu, kementrian atau Pertamina, tidak berani mengumumkan sendiri.

Pengumuman langsung oleh Jokowi mengkonfirmasi Presiden telah siap dengan segala konsekuensinya. Termasuk menanggung  kemarahan rakyat akibat kenaikan ini.

Memilih mengumumkan pada hari libur juga didasari pada usaha untuk menghindari dampak langsung berupa demonstrasi dan tekanan dari rakyat.

Walau pada akhirnya disadari akan ada protes rakyat, namun hal itu setidaknya dapat diredakan dengan suasana libur dan ada waktu antisipasi saat demo mulai ramai di hari kerja Senin besok lusa.

Jokowi masih mempertahankan data hoax soal subsidi Rp 502 T yang jadi dasar kenaikan harga BBM. Itu artinya, seluruh argumentasi rakyat diabaikan. Meskipun protes data hoax disampaikan, tetap saja akhirnya BBM dinaikkan merujuk data hoax tersebut.

Jokowi mengatakan, anggaran subsidi pemerintah sudah meningkat 3 kali lipat dari  Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun dan itu akan meningkat terus. Lebih dari 70% subsidi diklaim dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu, yaitu pemilik mobil pribadi.

Kini, tinggal rakyat mau bertindak apa. Apakah akan diam ditindas, atau komitmen dengan ikrar ‘BBM NAIK,  JOKOWI TURUN’. Sebab, semua penderitaan rakyat telah diabaikan. Jokowi tetap saja menaikan harga BBM.

Lagipula, jika model kebijakan yang dzalim seperti ini terus dibiarkan maka selamanya rakyat akan ditindas. Dalam banyak kebijakan rezim kedepan, suara rakyat tidak akan pernah didengarkan.

#Serius apakah Jokowi akan diturunkan karena tindakan keras kepalanya yang tetap menaikan harga BBM

#Yaa Allah Tunjukilah Mereka Jalan yang Benar

No More Posts Available.

No more pages to load.