Antisipasi Longsor Susulan, Lurah Tunjung Pantau Ketinggian Air

oleh -75 Dilihat
oleh
Rombongan saat meninjau tangkis yang longsor, Jum’at (03/12/2021).

BANGKALAN, PETISI.COMeluapnya air di kali Modern yang terletak di wilayah Kampung Besel, Kelurahan Tunjung Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan pada Jum’at (03/12/2021) beberapa hari yang lalu telah menyebabkan tangkis (plengsengan) penahan sungai menjadi longsor dan beberapa rumah warga dikhawatirkan menjadi ambruk.

Hal tersebut membuat Lurah Tunjung, Moh. Sholeh bersama Sekcam Burneh, Moh. Komari, SE, SAP, Kasie OP Sumber Daya Air, PU Kabupaten Bangkalan, Novan Sambina didampingi Babinsa dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Tunjung berinisiatif memantau ketinggian air di pintu air (Dam) Tunjung pada, Selasa (07/12/2021).

“Untuk debit ketinggian air di Dam Tunjung ini kalau hujan deras, airnya bisa meluap dan mengakibatkan banjir. Kalau tidak hujan, ya seperti sekarang ini, malah bisa dibuat pariwisata. Kalau seperti kemarin (Jum’at, 03/12/2021), ketinggian air bisa melebihi garis batas itu pak (sambil menunjukkan batas tepi dam/pintu air). Saking derasnya air, sehingga tangkis atau plengsengan disebelah jembatan Besel itu longsor,” Tutur Lurah Tunjung, Moh. Sholeh di lokasi pintu air Dam Tunjung.

Sholeh lantas melanjutkan, “Kalau di sini (pintu air Dam Tunjung) dibuka, Bangkalan bisa banjir pak. Sehingga kami rutin memantau ketinggian air di sini,” pungkasnya.

Sekertaris Kecamatan (Sekcam) Burneh, Moh. Komari, SE, SAP, di lokasi longsor mengutarakan bahwa longsor tersebut terjadi pada Jum’at (03/12/2021).

“Plengsengan ini longsor pada Jum’at sekitar pukul 13.30 wib karena intensitas hujan dari hari Kamis malam Jum’at itu terus menerus tidak berhenti sehingga mengakibatkan air meluap dan penangkis sungai ini tidak kuat menahan debit air yang begitu besar dari atas,” paparnya.

Menurut Komari, panjang tangkis atau plengsengan yang longsor dan ambruk tersebut mencapai sekitar 15 meter.

“Dari pemerintah daerah, baik kecamatan maupun Kelurahan sudah melapor ke BPBD dan PUPR Kabupaten Bangkalan untuk segera melapor ke Provinsi. Karena kewenangan di provinsi, sehingga PUPR provinsi diharapkan bertindak cepat supaya tidak terjadi rumah ambruk ataupun korban jiwa,” sambungnya.

“Sampai saat ini belum ada tanggapan atau respon dari provinsi,” pungkasnya. (san)