Bandara Juanda Tak Terima Kedatangan PMI

oleh -57 Dilihat
oleh
Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suharyanto (dua dari kiri) saat memberikan keterangan pers di Grahadi.

SURABAYA, PETISI.CO – Tak ingin terjadi lonjakan kasus Covid-19, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) tidak lagi menerima kedatangan Pekerja Migran Indonesia dari luar negeri. Seluruh kedatangan tenaga migran dari luar negeri yang masuk ke Indonesia itu melalui Bandara Juanda resmi ditutup.

“Kami harus hati-hati menerima kedatangan PMI dari luar negeri lewat bandara Juanda. Saat ini bandara Juanda sudah ditutup untuk tenaga migran. Jadi, sudah tidak bisa menerima penerbangan yang membawa tenaga migran,” kata Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suharyanto, saat jumpa pers di Gedung Negara Grahadi, Jumat (17/9/2021) malam.

Sebagaimana SE 74 Tahun 2021 yang diterbitkan pemerintah pusat, Bandara Juanda, sebagaimana sebelumnya menjadi pintu kedatangan PMI, kini resmi ditutup. Seluruh kedatangan tenaga migran dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, termasuk yang dari Jawa Timur, kini dipusatkan masuk hanya lewat dua pintu kedatangan.

Yang pertama yaitu dari Jakarta di Bandara Soekarno Hatta dan yang kedua adalah bandara di Manado. “Saya bicara karena Pangdam juga ditugaskan sebagai Dansatgas PMI di Jatim, per hari ini sudah ada SE Nomor 74 Tahun 2021,” tandasnya.

Seluruh tenaga migran dari luar negeri akan ditangani secara komprehensif secara terpusat dari dua pintu masuk tersebut. Termasuk para tenaga migran dari Jatim, yang mayoritas akan mendarat di Jakarta.

Meski sudah ditangani di Jakarta maupun di Manado, Pangdam menegaskan bahwa sistem penanganan di Jatim masih akan berjalan. Tepatnya mereka masih akan dites ulang dan dikarantina ulang di Jatim sebelum kembali ke kampung halamannya masing-masing.

“Di tingkat satgas kami sepakat perlakuan tenaga migtan tetap seperti yang dilaksanakan seperti sebelumya. Sesuai SE di mereka akan dikarantina delapan hari. Kami akan berkoordinasi dengan Pemprov DKI terkait selesai karantina mereka akan diantar ke Jatim atau dijemput. Tapi, yang jelas di sini kita akan karantina lagi di Asrama Haji,” jelasnya.

Mereka dikarantina lagi di Asrama Haji untuk menjalani swab ulang dalam kurun waktu selama tiga hari. Jika sudah dipastikan telah negatif swab PCR, maka mereka baru diperbolehkan untuk kembali ke daerah masing-masing.

“Intinya kita berupaya supaya jangan sampai kecolongan. Karena kalau hanya dua hari pasti banyak yang kemungkinan kewalahan. Tapi sebagai kewaspadaan, kami melakukan swab ulang,” tegas Pangdam.

Selain itu, pihaknya juga melakukan kewaspadaan terkait kedatangan PMI yang masuk ke Jatim lewat darat. Misalnya lewat Kalimantan kemudian menyeberang ke Jatim lewat laut maupun lewat. Provinsi lain. Karena itu, pihaknya akan melakukan penyekatan di sejumlah wilayah perbatasan. Misalnya antara Jawa Tengah dan Jatim.

“Di penyekatan ini, ketika kita temukan pekerja migran maka kita akan bawa ke Asrama Haji untuk kita lakukan swab PCR. Apalagi sekarang ada varian baru MU, kami waspada agar tidak sampai masuk ke Indonesia ataupun Jatim,” ungkapnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa sejak kemarin bandara Juanda memang sudah tidak menerima kedatangan tenaga migran. Bahkan, ada penerbangan yang dibatalkan mendarat dan dialihkan ke Jakarta karena adanya SE baru tersebut di atas.

“Bahwa kehati-hatian memang harus kita lakukan bersama. Bahwa mereka yang pulang adalah warga negata Indonesia yang bekerja di luar negeri dan sudah habis masa kontraknya, yang jika tidak segera pulang maka akan jadi masalah baru karena mereka over stayers,” ucapnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.