TULUNGAGUNG, PETISI.CO – SMPN 1 Kedungwaru meluncurkan batik ciprat Arsiduta dijadikan sebagai seragam khas sekolah dilaunching oleh Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno dan ditandai dengan pelepasan balon ke udara, di taman 0 KM, Jumat (24/11/2023) sore. Batik ciprat Arsiduta merupakan buah karya siswa sekolah sekaligus menjadi ikon SMPN 1 Kedungwaru.
Di acara launching, telah ditampilkan hasil produk batik ciprat dengan berbagai corak yang di kemas dengan fashion show, dibawakan oleh siswa siswi SMPN 1 Kedungwaru.
Kepala SMPN 1 Kedungwaru, Dr. Sri Wahyuni, MPd., mengatakan, kegiatan peluncuran/launching batik ciprat Arsiduta sekaligus memperingati hari jadi ke 818 Kabupaten Tulungagung.
Lanjutnya menyampaikan, dengan akan dijadikannya batik ciprat sebagai seragam khas sekolah di SMPN 1 Kedungwaru berdasarkan Permendikbud Ristek no 50 tahun 2022 tentang seragam bagi siswa.
“Bahwa siswa tingkat SMP harus menggunakan seragam sekolah biru putih, Pramuka, seragam khas dan pakaian adat,” kata Dr. Sri Wahyuni.
Ditambahkannya, di acara launching batik ciprat didukung oleh anak siswa fashion dengan peserta sejumlah 180 anak dari kelas 7 ,8,9 serta didukung oleh anak kelas 7,8, yang melakukan pembuatan dan penggunaan batik.
“Dan sekarang seragam batik ciprat sudah terpakai 600 siswa,” sambungnya.
Sementara itu, Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno, mengapresiasi atas inovasi sekolah, menginisiasi adanya karya batik ciprat di SMPN 1 Kedungwaru.
“Saya ucapkan selamat dan Apresiasi yang tinggi kepada SMPN 1 Kedungwaru yang telah berinisiatif dan bertekad melestarikan Batik Ciprat untuk seragam khusus di sekolahnya serta untuk menumbuhkan kecintaannya terhadap warisan nenek moyang,” tuturnya di sambutan.
Peluncuran batik ciprat siswa siswi SMPN 1 Kedungwaru ini merupakan momentum yang menandai telah tumbuh kembangnya kecintaan dan inovasi terhadap khasanah kearifan lokal yang kita miliki.
“Apalagi lahir dan perkembangannya dari siswa siswi SMP di Tulungagung,” imbuhnya.
Batik, lanjut Pj Bupati Heru, merupakan warisan budaya leluhur yang patut kita lestarikan di Indonesia. “Di samping memiliki nilai-nilai filosofis dan estetika yang tinggi, batik juga memiliki potensi ekonomi yang besar,” ujarnya.
Dengan itu, penanaman pendidikan karakter di sekolah melalui penerapan kurikulum merdeka terbukti bisa mengimplementasi program P5 (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Heru Suseno berharap kegiatan ini dapat menjadikan motivasi bagi sekolah sekolah lain untuk mengembangkan potensi diri yang dimilikinya.
“Saya yakin dengan dukungan dari semua pihak Batik Ciprat SMPN 1 Kedungwaru akan semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat,” sambungnya menandaskan. (par)