SURABAYA, PETISI.CO – Jelang pelaksanaan sekolah tatap muka, Pemkot Surabaya mewajibkan seluruh lembaga pendidikan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Proses menjadi hal utama bagi pemkot untuk mencegah terjadinya penyebaran kasus Covid-19.
Selain ketersedian sarana penunjang prokes, pihak sekolah diinstruksikan mengatur kapasitas 25 persen juga harus diterapkan.
Selain itu, lembaga pendidikan diminta untuk menjaga seluruh siswa, baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun ketika waktu istirahat.
“Siswa juga tidak boleh keluar dari ruangan. Jadi istirahatnya hanya di ruangan kelas, makan, setelah itu selesai, langsung pulang,” kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Selasa (25/5/2021).
Simulasi pembelajaran secara hybrid learning juga sudah dilakukan, yaitu dengan menggabung dua metode belajar Pertemuan Tatap Muka (PTM) di sekolah dan sistem daring.
Pemkot tetap memperhatikan ketersedian izin dari masing-masing orang tua murid untuk melepas anak-anaknya ke sekolah.
Ketika wali murid tak memberikan izin, maka siswa atau siswi akan tetap mengikuti pembelajaran dengan sistem daring.
Sementara itu, para guru yang sudah mendapatkan dia kali jatah penyuntikan vaksin akan diizinkan mengajar langsung dari sekolah. “Kalau guru masih satu kali vaksin, maka dia tidak boleh melakukan (mengajar) tatap muka,” terangnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Sekolah Menengah (Sekmen), Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Tri Aji Nugroho menambahkan, ujicoba PTM merupakan rangkaian dari persiapan sekolah tatap muka untuk memberikan gambaran kepada masyarakat.
“Harapannya juga memberikan keyakinan kepada masyarakat, agar mereka yakin bahwa pelaksanaan PTM nanti, Insya allah akan terlaksana dengan protokol kesehatan. Mulai bagaimana menata kursi di kelas, sikap anak-anak di dalam kelas dan guru mengajar di depan,” kata Aji. (nan)
