Bendung Gelombang Omicron, Ini Strategi Forkopimda Jatim

oleh -156 Dilihat
oleh
Rakor penanganan Covid 19 dan Kedatangan PMI dipimpin langsung oleh Gubernur Khofifah.

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menyusun berbagai strategi guna membendung gelombang Omicron menyusul terus membanjirnya pekerja migran Indonesia (PMI) dari luar negeri yang masuk melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo.

Untuk itu, Pemprov Jatim menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Covid 19 dan Kedatangan PMI dan dipimpin langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Grand City, Surabaya, Senin (24/1/2022).

Rakor tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Pangkoarmada Laksda Iwan Isnurwanto, Kajati Jatim Dr. M.Dhofir serta Pakar Epidemologi Dr. Windu, serta seluruh Bupati/Walikota, para Kapolres dan Dandim, Kajari seluruh Jatim.

“Rakor pengendalian sangat lengkap dihadiri oleh seluruh jajaran Forkopimda Jatim. Rakor ini mengkonsolidasikan kembali seluruh energi positif yang dimiliki oleh Jatim bahwa ada kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang harus dilakukan tanpa menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat,” kata Khofifah.

Dijelaskan, varian baru Omicron ini harus ditangani secara komperhensif tanpa menimbulkan kepanikan dan keresahan ditengah tengah masyarakat. Terlebih, bedasarkan prediksi dari Menko Marves dan Menkes RI kemungkinan terdapat lonjakan dari mulai Pebruari sampai Maret atau 65 hari dari pernyataan Menkes pada tanggal 19 Januari 2022.

Saat ini, terdapat kenaikan aktifitas masyarakat yang cukup tinggi. Oleh karena itu, sinergi antara penerapan protokol kesehatan dengan penegakan sosial ekonomi harus berjalan seimbang.

“Sinergi juga terus dilakukan dengan mengkoordinasikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah berjalan dengan tim covid yang mengawasi secara ketat di daerah. Konsolidasi bersama ini menjadi penting sekaligus kewaspadaan terhadap potensi dari munculnya kasus baru,” ujarnya.

Pemprov Jatim, menurutnya, terus menyiagakan fasilitas kesehatan seperti konversi tempat tidur (TT) 30-40 persen dari total kapasitas Rumah Sakit. Penataan sistem rujukan dan pemantauan isoman dengan pemanfaatan telemedicine juga dioptimalkan.

“Selain itu, pemenuhan SDM dan Logistik baik APD, Oksigen hingga Alkes serta pencatatan dan pelaporan data terus disiapkan,” tandas mantan Menteri Sosial ini.

Terkait penanganan Pekerja Migran Indonesia (PMI), Gubernur Khofifah menyebutkan, pada tanggal 22 Januari 2022, gelombang PMI tiba di Bandara Juanda sebanyak 129 orang PMI asal kedatangan dari Malaysia.

Tanggal 26 nanti direncanakan
juga akan datang lagi sebanyak 164 orang. “Kita semua harus siap untuk melakukan karantina dan memberikan layanan terbaik kepada para tenaga migran,” ucapnya.

Sebagai bentuk kesiapsiagaan serta antisipasi kedatangan PMI, Forkopimda Jatim telah melakukan simulasi kedatangan PMI sekaligus menyiapkan berbagai sarana dan prasarana karantina bagi PMI secara matang.

Khofifah berharap, kabupaten/kota bisa memberikan pelayanan terbaik kepada para PMI. Para PMI ini adalah mereka yang telah berjuang di negara lain dan terkadang para PMI di negara mereka bekerja kurang mendapatkan perlakuan baik

“Saya selalu berpesan kepada tim dari Pemprov Jatim jangan dipulangkan saudara kita PMI pulang dalam keadaan setengah sehat. Namun harus betul betul sehat,” tuturnya.

Dihadapan bupati/walikota yang hadir, Khofifah menggaris bawahi agar kabupaten/kota senantiasa memberi pelayanan penjemputan kepada para PMI yang telah dinyatakan negatif di tempat karantina.

“Saya mohon kepada para bupati/walikota untuk berkenan menjemput masyarakat yang akan pulang ke tempat tinggal,” pintanya.

Pakar epidemiologi Dr Windhu menyatakan, bahwa terdapat dua perisai yang bisa mengantisipasi dari bahaya Virus Omicron. Untuk, perisai pertama adalah disiplin penerapan protokol kesehatan (prokes) dan vaksinasi menjadi perisai kedua.

“Jadi, dua perisai yang harus kita punyai. Disiplin penerapan Prokes menjadi perisai pertama dan vaksin menjadi perisai kedua dari bahaya Omicron. Meski jauh di atas ambang bahaya jangan dibiarkan akan berbahaya,” tegasnya.

Windhu memprediksi terdapat 225.8 kasus yang akan terjadi pada puncak kecil dari kasus Omicron. Jumlah tersebut sebanding 1/5 dari puncak gelombang ke dua Jatim di bulan Januari pada tahun 2021 yang mencapai (1.198 kasus)

“Kita bersyukur dengan situasi di Jatim saat ini. Bahkan, Jatim terbaik dan berada pada level situasi 1 dari 8 indikator dari Kemenkes. Begitu juga dengan situasi epidemologi kondisi penularan di komunitasnya hingga capaian vaksinasi tertinggi secara nasional utamanya dosis pertama,” ungkapnya.

Kapolda Jatim berharap, semua pihak menyelesaikan persoalan ini. Maka, untuk menyelesaikan persoalan dibutuhkan ilmu pengetahuan serta komunikasi dan koordinasi.

“Pentingnya komunikasi, koordinasi dan kolaborasi dilaksanakan untuk Kapolres agar dipedomani sehingga kasus bisa terdeteksi bersama para Kepala Daerah,” jelasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.