SIJUNJUNG, PETISI.CO – Nagari Muaro Takung ekonomi masyarakatnya semakin menggeliat. Betapa tidak, karena di wilayah administrasi Nagari ini juga berdiri Pabrik Kelapa Sawit PT Kemilau Perwata Sawit (PWKS) yang bisa menapung hasil perkebunan sawit masyarakat. Bukan hanya hasil sawit masyarakat setempat, tetapi juga merambah di 3 kabupaten terdekat, yaitu Sijunjung, Dharmasraya dan Kuansing Riau.
“Pabrik Kelapa sawit di sini bekapasitas giling 45 ton perjam dengan sitem kerja 3 ship. Jadi kalau dihitung rata-rata tandan buah segar kelapa sawit setara lebih kurang rata – rata 600 ton sehari,” ujar Jumadi Afandi (52) tokoh masyarakat sekaligus humas di perusahaan ini.
Lebih lanjut mak Jum, nama panggilan tokoh ini menyebutkan, distribusi tandan buah segar sawit untuk pabrik ini dipasok oleh 12 DO (delevery order), yaitu Semesta, Ananta, Netra, Batu Ampang, Saiyo Sakato, Lipek Kajang, Bukit Dinding Planta, dan Raja Wali.
“Dan semua DO itu dipegang oleh putra daerah Muaro Takung,” ujarnya.
Jadi, putaran uang dalam kategori besar. Bagaimana tidak, harga Tandan Buah Segar (TBS) saat ini di petani lebih kurang Rp 1600. Harga ini kalau dikalikan dengan kapasitas giling kurang lebih 600 ton per 24 jam, hasilnya setara Rp 960 jutaan perhari. Ini uang yang beredar di masyarakat petani perkebunan di 3 kabupaten pensuplay pabrik ini.
Mantan Ketua Satu SPSI Kabupaten Sijunjung ini menyampaikan, dengan berdiri pabrik PKS di Nagari Muaro Takung, dia atas nama putra daerah dan masyarakat, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Sijunjung dan manajemen perusahaan, kerena disamping hasil pertanian dan pekebunan masyarakat dapat jaminan pemasaran, juga masyarakat sekitar dapat bekerja di pabrik sesuai kemampuannya.
“Dari hasil perhitungan di atas, putaran uang di daerah ini sangat besar.Kondisi ini ada sisi negatifnya ada, yaitu memancing para penjahat untuk mencari mangsa di sini, untuk itu saya berharap kepada kepolisian lebih meningkatkan pengamanan,” ujarnya.(gus)
