SURABAYA, PETISI.CO – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya 2020, nampaknya menjadi pilkada istimewa bagi PDIP. DPP PDIP tak ingin jagonya yang diusung mengalami kekalahan. Sehingga, DPP PDIP perlu melakukan perhitungan yang cermat terhadap figur yang akan direkomendasikan sebagai bakal calon Wali Kota.
Sikap hati-hati itu terlihat dari 49 nama pasangan calon kepala daerah dan sepasang calon gubernur di Pilkada serentak 2020 yang akan diumumkan, Rabu (19/2/2020). Dari 49 pasangan tersebut, tidak terdapat nama pasangan calon kepala daerah Kota Surabaya.
“Belum bisa diumumkan besok. Pilkada Surabaya masih butuh pemetaan lebih mendalam dan survei lebih lanjut,” kata Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto kepada wartawan usai membuka Rakerda DPD PDIP Jatim di Hotel Utami, Sidoarjo, Selasa (18/2/2020).
Selain pemetaan dan melihat hasil survei, PDIP juga masih melakukan dialog untuk menyaring aspirasi masyarakat. PDIP terus intens berdialog agar calon yang direkom nanti sesuai harapan masyarakat untuk diusung di Pilwali Surabaya.
“Dialog akan intens kami lakukan untuk melihat seluruh harapan masyarakat di Kota Surabaya. Dari Jatim mungkin besok yang akan diumumkan pasangan calon kepala daerah dari Ngawi,” ujarnya.
Sebenarnya, menurut Hasto, PDIP telah menerima banyak masukan. Hanya saja, perlu pendalaman pemetaan di lapangan sebelum menentukan calon yang direkom.
“Partai terus melakukan dialog, karena pilkada ini kontestasi mencari pemimpin. Pilkada ini bukan ajang untuk mengkeroyok. Jika pun nantinya dikeroyok partai-partai lain pada Pilwali Surabaya 2020, tidak masalah. Terlebih, PDIP bisa mengusung pasangan calon sendiri,” jelasnya.
Saat ditanya nama terkuat yang akan diusung PDIP pada Pilwali Surabaya, Hasto enggan membocorkannya. Hasto malah menjawabnya dengan candaan, dengan mengatakan bukan dirinya yang akan diusung di Pilwali Surabaya. “Yang jelas bukan saya (yang akan diusung di Pilwali Surabaya 2020),” cetusnya. (bm)
