Delapan Poskestren di Magetan Naik Kelas Menjadi Madya

oleh -202 Dilihat
oleh
Evaluasi pendampingan poskestren 2019.

Dua Poskestren Menjadi Purnama

MAGETAN, PETISI.CO – Dua Pos Kesehatan Pondok Pesantren (Poskestren) di Kabupaten Magetan Jawa Timur naik kelas menjadi Purnama setelah mejalani pendampingan selama 1 tahun terakhir oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan.

Kasie Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Totok Aprijanto mengatakan, selain dua poskestren menjadi tingkat purnama, 8 poskestren lainnya naik peringkat dari pratama menjadi madya.

“Saat melakukan evaluasi akhir terjadi peningkatan strata. Setalah satu tahun pebinaan dari 10  poskestren yang masuk madya ada 8 dan yang purnama ada 2,” ujarnya, Selasa (03/12/2019).

Totok menambahkan, sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Endar Parawansa tahun depan diharapkan ada tambahan sebanyak 10 poskestren, namun Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan masih akan melakukan pembinaan kepada 10 poskestren yang telah naik peringkat.

“Harapannya tahun depan menambah 10  poskestren tanpa meninggalkan yang 2019, tetap melanjutkan pembinaan,” imbuhnya.

Pembinaan poskestren merupakan program Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang juga Pembina NU Jawa Timur untuk merubah pemahaman kesehatan di pesantren dimana sebelumnya pesantren diidentikkan dengan tempat penularan penyakit kulit.

“Gubernur memberikan dana bantuan keuangan kepada semua kabupaten. Sebagai Pembina NU Jawa Timur perlu merubah mind set bahwa pondok pesantren yang diibaratakn tempat menularnya penyakit kulit.  Adanya pameo kalau mondok belum kena penyalit kulit itu belum mondok,” kata Totok.

Dinas Kesehatan bekerja sama dengan ormas dan forum kabupaten sehat  kemudian memberikan pendampingan 10 poskestren yang ada. Selama pembinan, Dinas Kesehatan melalukan koordinasi dengan puksesmas dan LSM bagaimana cara melakukan pembinaan. Langkah pertama adalah dengan melakukan survei mawas diri dimana untuk mengetahui apa permasalahan yang terjadi di dalam pondok.

“Pertanyaan berdasarkan buku pedoman pondok pesantren poskstrennya. Permaslahanya apa? Kemduain membuat perencaanan musyawarah masyarakat pondok pesantren. Hasil MMD masalahnya apa? Seperti permasalahan rokok, kesehatan pribadi atau lingkungan di kamar, kesehatan di kamar mandi,” ucapnya.

Setelah menentukan permasalahan yang terjadi, kemudian dilakukan rembug pondok pesantren yang dihadiri pemilik pondok. Pembina kemudian memberikan masukan untuk melakukan perubahan perubahan dan dilakukan pendampingan. Hasilnya, dari 10 poskestren 8 naik status menjadi pratama dan 2 poskestren naik peringkat  menjadi purnama. (ags)

No More Posts Available.

No more pages to load.