Desa Suco Kembangkan Pakan Ternak dari Olahan Pohon Jagung

oleh -52 Dilihat
oleh
Kepala Desa Suco, Taufiq Hidayat

JEMBER, PETISI.CO – Desa Suco, Kecamatan Mumbulsari merupakan sebuah dea yang terletak di sebelah selatan kabupaten Jember.

Kini, pemerintahan desanya mencoba mengembangkan Pakan Ternak alternatif (silase), yang merupakan pemanfaatan kreatif penyediaan pakan ternak dari olahan limbah pertanian. Selasa (09/11/2021).

Pakan ternak dari olahan pohon jagung

Menurut Kepala Desa Suco Kecamatan Mumbulsari, Taufiq Hidayat, Pemerintah Desa Suco mempunyai tiga program unggulan, diantaranya Suco Kreatif, Suco Inovatif dan Suco Produktif.

“Nah, Suco Kreatif kita telah melaksanakan pameran produk pada tahun 2018, dengan mengangkat tema Suco Kreatif waktu itu, dengan memamerkan berbagai produk yang ada di Suco,” jelasnya.

Sedangkan Program ini, kata Kades Suco merupakan program dua tahunan, yang pada tahun ke tiga mulai digagas Desa Suco yang inovatif.

“Dalam program suco inovatif ini, kita berupaya mengembangkan inovasi sesuai dengan potensi yang ada, yang akhirnya dapat mengangkat produk tersebut, dan bermanfaat untuk masyarakat desa Suco,” tegasnya.

Salah satu potensi desa Suco, kata Taufiq banyak tumbuh subur budi daya tanaman jagung, baik jagung pertanian maupun jagung komersil.

“Dari potensi yang ada tersebut, kami berpikir, kenapa tidak pohon jagung yang sudah menjadi limbah, habis dipanen, ini tidak dimanfaatkan, kami merasa eman kalau limbah pohon jagung hanya dibakar begitu saja,” jelasnya.

Oleh karenanya, Pemerintah Desa Suco mengajak pemuda desa untuk berkarya, berinovasi dengan memanfaatkan potensi limbah pohon jagung itu menjadi pakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak masyarakat.

“Alhamdulillah gagasan itu sudah kami wujudkan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Pemerintah Desa Suco mencoba menyebarkan inovasi itu kepada masyarakat, terutama para peternak, untuk sama – sama belajar memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternaknya.

“Kami berharap dengan program ini, kita bisa meninggalkan kebiasaan lama, kita rubah mindset kita dari peternakan tradisional menjadi peternak yang lebih maju, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Untuk lebih memberikan wawasan kepada masyarakat pihak pemerintah desa Suco dengan mengajak kerjasama Dinas Peternakan Kabupaten Jember, melaksanakan pelatihan pengembangan peternakan, agar hasil olahannya lebih berkualitas dan berdaya saing. Peserta yang mengikuti pelatihan dari semua lapisan masyarakat sejumlah 36 orang.

“Kami juga mengajak para pemuda agar lebih tertarik untuk turut serta terlibat dalam mengembangkan inovasi ini,” katanya.

Pengembangan inovasi ini, kata Taufiq diharapkan dapat memberi wawasan kepada masyarakat yang biasanya tidak menghitung ongkos yang dikeluarkan dalam memelihara ternaknya, kini sudah bisa memperhitungkan besaran biaya yang harus diperhitungkan.

“Jadi kita hitung semuanya, Sehingga pengembangan peternakannya sudah bisa menggunakan pendekatan bisnis,” jelasnya.

Ke depan, kata Taufiq diharapkan dapat menjadi peternak yang sadar untuk meningkatkan pengembangan
peternakannya menjadi sektor bisnis yang memiliki nilai ekonomi.

“Di samping juga dapat menularkan wawasan ilmu pengetahuan yang sudah didapat dari pelatihan kepada semua masyarakat di desanya,” ujarnya.

Terkait dengan biaya pelatihan pembuatan pakan ternak itu, kata Taufiq didapat dari anggaran Dana Desa untuk tahun anggaran 2021, yang dimanfaatkan untuk tiga pelatihan, diantaranya pelatihan pemanfaatan limbah pertanian, Pelatihan IT untuk perangkat desa dan pelatihan batik.

“Dengan harapan pelatihan tersebut dapat meningkatkan sumber daya manusianya dan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat dengan mengangkat potensi yang ada,” jelasnya.

Gagasan itu, menurut Taufiq bermula dari keinginan untuk memajukan Desa Suco, yang dilaluinya melalui proses panjang.

“karena tidak ada segala sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Jadi kita lalui semuanya secara alami, baru kita dapatkan metode dan polanya, yang dengan pola – pola bersandar pada pengalaman yang dilalui, maka dapat bermanfaat untuk masyarakat,” bebernya.

Sedangkan dalam mewujudkan gagasan itu, kata Taufiq bukan berarti tidak ada hambatan dan tantangan, diantaranya permodalan yang harus disiapkan masyarakat, untuk penyediaan peralatan penyimpanan bahan baku yang sudah diolah menjadi pakan ternak, seperti kantong atau tong plastik.

“Mungkin untuk memenuhinya, masih belum terjangkau masyarakat. Karenanya kita berupaya agar penggunaan paking bisa lebih sederhana, dan lebih efisien,” tegasnya.

Sedangkan hasil olahan, menurut Taufiq sangat bermanfaat untuk kesehatan ternak, karena kandungan nutrisi yang sudah tercukupi.

“Program ini sudah berjalan selama 6 bulan, dan sudah terbukti bermanfaat untuk masyarakat,” pungkasnya. (mmt)

No More Posts Available.

No more pages to load.