Dharma Wanita Kabupaten Sidoarjo Gelar Seminar Germas

oleh -90 Dilihat
oleh
Pemateri, Zubaidah dari Dinkes saat menyajikan topik di depan para peserta seminar.

SIDOARJO, PETISI.CO – Sebagai puncak kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 Dharma Wanita Persatuan (DWP) 2018 di Kabupaten Sidoarjo, pengurus menggelar seminar gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) bertajuk “Cegah dan Tanggulangi Stunting”, bertempat di Pendopo Delta Wibawa, Rabu (12/12/2018).

Kegiatan ini dihadiri Penasehat DWP Sidoarjo, Anik Saiful Ilah dan Ida Nur Ahmad Syaifuddin, serta diikuti ratusan anggota DWP di seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo.

Seminar dibuka Ketua DWP Sidoarjo, Endang Achmad Zaini menyampaikan sambutan tertulis Ketua Umum DWP Pusat, Wien Ritola Tasmaya terlebih dulu.

“Memasuki usia 19 tahun, DWP telah menjadi organisasi perempuan yang besar. Namun, dalam perkembangannya organisasi ini belum sesuai dengan harapan dan masih banyak hal-hal yang perlu ditingkatkan demi terwujudnya DWP sebagai Centre of Excellence,” ucapnya.

Dengan bertambahnya usia, sambung Endang, diharapkan anggota DWP mampu bersaing secara terbuka dan mampu berkiprah aktif memberikan kontribusi pemikiran, gagasan serta pandangan terhadap pembangunan nasional.

“Saya mengajak para pengurus dan anggota DWP di seluruh tanah air untuk bersama-sama selalu berupaya meningkatkan kualitas kita sebagai anggota istri Aparatur Sipil Negara (ASN) agar mampu bekerja secara profesional dalam menjalankan program kerja secara terintegrasi, “pintanya mengakhiri sambutan tertulis ketua umum.

Dalam kesempatan ini, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo, Zubaidah selaku pemateri seminar mengemukakan, Germas diatur dalam Inpres nomor 1/2017. Ada tiga upaya dalam mewujudkan Germas, yakni pertama, makan buah dan sayur; kedua, aktivitas fisik; dan ketiga, cek kesehatan secara rutin.

Ditambahkan, stunting (kerdil) sudah menjadi isu nasional. Ada sekitar empat juta anak Indonesia yang mengalami stunting, tapi Sidoarjo aman. Meski begitu, tetap waspada dan jangan sampai terjadi di Sidoarjo.

“Di Jawa Timur tercatat 11 kabupaten yang terintervensi stunting. Alhamdulillah, Sidoarjo tidak termasuk yang terintervensi,” ungkapnya.

Zubaidah menuturkan, penyebab stunting bukan hanya kurang gizi pada anak. Banyak faktor penyebabnya, yakni kebiasaan makan dan penyapihan, serta bayi terlahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan gizi rendah pada ibu hamil. Lalu, akar permasalahan penyebab daerah ada stunting, diantaranya, kemiskinan, ketahanan pangan, gizi dan pendidikan.

“Pemerintah memiliki kerangka konsep menekan angka stunting melalui berbagai program, yaitu program perbaikan gizi masyarakat, proyek kesehatan dan gizi berbasis masyarakat (PKGBM), serta program generasi sehat cerdas (GSC) dan program pendidikan anak usia dini (PAUD) – generasi cerdas desa (GCD),” jelasnya. (wah)

No More Posts Available.

No more pages to load.