Dibangun Sejak Abad 19, PDAM Surabaya Kenalkan Destinasi Wisata Sejarah

oleh -235 Dilihat
oleh
Dirut PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Ir. Arief Wisnu Cahyono ST (Kiri)

SURABAYA, PETISI.CO – Untuk pertama kalinya dalam sejarah kota Pahlawan, PDAM Surabaya membuka Open House dan pemeran foto lawas mengenai sejarah tandon air yang dibangun pada abad ke-19.

Melalui Open House ini, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya berencana menjadikan tandon air Wonokitri di kawasan Pakis Tirtosari menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Kota Pahlawan.

Dalam open house ini juga terpampang foto-foto lawas yang memperlihatkan penggunaan tandon air Wonokitri dari masa ke masa dapat dinikmati masyarakat.

“Jadi, rumah pompa Wonokitri ini memang peninggalan Belanda. Dengan cara open house untuk masyarakat ini kami bermaksud memperkenalkan karena rumah pompa tandon Wonokitri ini belum pernah dibuka untuk umum. Dan kami akan pertimbangkan sebagai destinasi wisata dan spot foto,” kata Direktur Utama (Dirut) PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Ir. Arief Wisnu Cahyono ST ketika di tandon air Wonokitri, Pakis Tirtosari, Surabaya, Rabu (06/12/2023).

Menurut Arief Wisnu Cahyono, PDAM Kota Surabaya memiliki sejarah panjang dari masa pemerintahan Hindia-Belanda hingga hari ini, usianya hampir 100 tahun berdiri.

Dengan dibukanya tandon air Wonokitri sebagai salah satu destinasi wisata, selain itu juga memiliki misi mengenalkan kinerja PDAM dari tahun ke tahun. Bahkan dari zaman ke zaman berdirinya pembangunan tandon air untuk seluruh masyarakat.

“Mengenalkan ke masyarakat dan teman-teman PDAM tentang karya internal, bahwa kesuksesan hari ini itu merupakan hasil kerja keras generasi-generasi kita zaman dahulu, termasuk pendiri PDAM juga orang-orang Belanda. Jadi patutlah menengok secara masa lalu untuk mengingat dan menelusuri kerja keras mereka,” ungkapnya.

Arief Wisnu juga mengungkapkan, sebenarnya ada banyak infrastruktur PDAM yang berusia tua dan menjadi saksi sejarah cikal bakal teknologi perairan di Surabaya. Tandon ini menjadi sejarah air untuk warga Surabaya dikirim dari Pasuruan.

“Kalau zaman dulu dari Gempol dikirim ke sini, kemudian dialirkan secara gravitasi karena tandon ini tinggi, sehingga dulu dialirkan tanpa pompa. Tapi kalau sekarang tidak cukup pakai gravitasi, harus pakai pompa. Makanya di sebelah sana kita punya rumah pompa juga sekarang, yang kita pompa juga ke daerah Kembang Kuning kemudian ke Brawijaya,” terang Arief Wisnu.

Arief Wisnu pun mengatakan, bangunan tandon air Wonokitri merupakan salah satu jejak distribusi air di Surabaya yang masih ada. Diperkirakan, tandon tersebut dibangun pada abad ke-19.

“Sejak 1901, mayoritas kebutuhan air bersih di Surabaya dipenuhi dari sumber mata air di Pasuruan. Meskipun ada pemurnian dari air Sungai Kalimas dan sumur bor di Bibis, tapi itu belum bisa kebutuhan air untuk seluruh warga Surabaya pada waktu itu,” pungkasnya. (riz)

No More Posts Available.

No more pages to load.