Dinkes dan Bappeda Pemkab Bondowoso Gelar Rembuk Stunting

oleh -135 Dilihat
oleh
Bupati Bondowoso, Salwa Arifin bersama Kepala Dinkes, Bappeda, camat dan Kepala Desa saat penandatanganan berita acara kesepakatan Rembuk Stunting

BONDOWOSO, PETISI.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), menggelar rembuk stunting di pendopo kabupaten, Selasa (9/7/2019).

Dalam sambutannya, bupati memaparkan,  bahwa sampai pertengahan tahun 2019 ini, angka sunting di Kabupaten Bondowoso, tetap tak beranjak. Mengapa begitu, karena masih terbesar ke tiga se-Jawa Timur.

Namun demikian, berdasarkan bulan timbang prosentasenya mengalami penurunan. Dimana hasil bulan timbang Februari 2019 berada di angka 16 persen dari jumlah balita 48.000 lebih.

Hal itu, lebih kecil dibandingkan hasil bulan timbang Agustus 2018, yang masih berada angka 19 sekian persen. “Bondowoso masih berada peringkat ketiga stunting tertinggi di Jawa Timur,” paparnya.

Posisi itu berada setelah Kabupaten Pamekasan dan Bangkalan. Menurutnya, ini bukan prestasi meski tinggi.

“Ini merupakan beban bagi kita semua. Ini tugas kita yang harus diselesaikan. Kita punya predikat yang tidak baik,” kata orang nomor satu di Bondowoso itu.

Maka dari itu, melalui Rembuk Stunting ini, diharapkan dapat memutuskan mata rantai siklus kemiskinan gizi dan berkeadilan.

“Kami meminta kepada seluruh tenaga medis, Kader posyandu dan fungsi pelayanan harus benar-benar diperankan dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Terutama dalam mensosialisasikan dan pemenuhan gizi pada anak balita,” tandasnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, dr. Muhammad Imron, menyebutkan, bahwa berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013 prevalensi Stunting di Bondowoso sangat tinggi, yaitu dari 56 sekian  persen dari jumlah balita yang ada. Kemudian berdasarkan Riskesdas Tahun 2018 sudah menjadi 38 persen.

“Alhamdulillah angka stunting di Bondowoso ada penurunan menjadi 16 persen di Februari 2019. Tapi ini masih termasuk tinggi di Jawa Timur,” ungkapnya.

Maka dari itu, kami telah melakukan mapping. Kemudian ditemukan, ada beberapa desa yang ada di Kecamatan menjadi kantong-kantong Stunting.

“Bukan berarti di desa lain tidak ada. Tapi prosentase atau prevalensi yang tinggi yang kita garap dulu,” jelasnya.

Seraya menambahkan, ke depan kami berkomitmen untuk terus menekan angka Stunting di Bondowoso.

“Sehingga angkanya semakin rendah,” tambahnya.

Untuk diketahui, di akhir acara tersebut, Bupati Bondowoso bersama Kepala Dinkes, Bappeda, camat dan Kepala Desa, melakukan penandatanganan berita acara kesepakatan Rembuk Stunting.(tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.