Dinkes Surabaya Produksi Hand Sanitizer Sesuai Standart WHO

oleh -45 Dilihat
oleh
Hand Sanitizer yang akan disupplay oleh Pemkot Surabaya ke beberapa tempat

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan upaya dalam penanggulangan Corana, dengan cara memproduksi hand sanitizer sendiri. Mengingat saat ini produk antiseptik tangan tersebut tengah langka di pasaran.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, pihaknya telah memproduksi cairan antiseptic tangan tersebut sebanyak 450 liter.

“Kami mengalami kesulitan dalam pengadaan hand sanitizer, jadi kami melakukan produksi sendiri sampai saat ini masih terus produksi,” kata wanita yang akrab disapa Feny tersebut, Minggu (15/3/2020).

Hand sanitizer tersebut akan dibagikan ke tempat umum dan instansi Pemerintahan Kota Surabaya. Diperkirakan produk hand sanitizer sudah langkah di pasaran sejak awal bulan Maret.

Feny mengungkapkan, pembuatan hand sanitizer tersebut dilakukan di RSUD Soewandhie, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan tim dari BPOM, sehingga pihaknya dapat memproduksi cairan tersebut dan dilarang untuk memperjualbelikannya.

“Ini gratis dan tidak dipungut biaya sama sekali, kami tempatkan di Siola, kecamatan, kelurahan, balai kota dan tempat-tempat wisata yang dikelola oleh Pemkot Surabaya,” ungkapnya.

Selain itu, Kepala seksi penunjang medik, RSUD Soewandhie Surabaya, Nevi Rahmi Alfiasari menerangkan, produk hand sanitizer tersebut memiliki panjang masa guna (expired) yaitu selama satu bulan setelah produksi, hal ini sesuai dengan beyomd used date (BUD).

“Dimana kondisi produk tersebut masih dalam rentang stabil dan dapat digunakan untuk produk hand sanitizer adalah satu bulan sejak tanggal produksi,” kata Nevi Rahmi.

Nevi menambahkan, komposisi pembuatan hand sanitizer telah sesuai dengan standart yang ditetapkan oleh Wolrd Healt Organization, terdiri dari alkhohol 96 persen, H202 sebanyak 3 persen, glycerol, dan aquadest ad.

“Konsentrasi akhir mengandung 80 persen alkhohol, glycerin, dan H202,” imbuhnya.

Nevi menghimbau bahwa cairan antiseptik tersebut tidak diperuntukkan untuk membersihkan kotoran, mengingat fungsinya sebagai pembunuh virus dan bakteri saja.

“Jadi supaya tidak menggunakan sebagai pembersih kotoran,” pungkasnya.(nan)