Disnaker Libatkan 48 Orang Ikuti Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi

oleh -128 Dilihat
oleh
Pembukaan pelatihan kerja berbasis kompetensi ini dibuka secara langsung oleh Bupati Ikfina
Untuk Tekan Angka Pengangguran

MOJOKERTO, PETISI.COSedikitnya 48 orang dilibatkan mengikuti program pelatihan kerja berbasis kompetensi yang digelar oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Mojokerto. Pelatihan dengan memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) itu sebagai salah satu upaya dalam menekan angka pengangguran di Kabupaten Mojokerto.

Pelaksanaan Pelatihan kerja dilaksanakan selama 10-15 hari yang dipusatkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Mojokerto, Jalan Raya Jabon Kabupaten Mojokerto. Dalam pelatihan itu peserta terbagi dalam berbagai jenis keterampilan, antara lain tata rias, servis motor dan servis handphone.

Setiap bidang diikuti oleh 16 peserta, mereka bisa menentukan jenis pelatihan, pendaftar diberi kebebasan untuk memilih sesuai minat masing-masing. Peserta yang mengikuti pelatihan ini diutamakan keluarga pekerja pabrik rokok, pekerja yang di PHK dari pabrik rokok dan warga sekitar pabrik rokok.

Pembukaan pelatihan kerja berbasis kompetensi ini dibuka secara langsung oleh Bupati Ikfina. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Mojokerto Bambang Purwanto, Kepala UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Mojokerto, Instruktur UPT BLK Mojokerto, Instruktur LPK Betarin Madiun, Forkopimca Mojoanyar, Kades Jatipasar, Kades Pugeran, Kades Candiwatu, Kades Padi.

Pembukaan pelatihan kerja itu terlebih dahulu dengan penyematan tanda peserta secara simbolis oleh Bupati Ikfina kepada perwakilan peserta.

Bupati Ikfina mengatakan, salah satu tantangan besar yang dihadapi pemerintah kabupaten mojokerto adalah menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2022 ini. Tingkat pengangguran terbuka itu berdasar dari masyarakat usia kerja, masyarakat mencari kerja dan belum memperoleh kesempatan kerja.

“Saat ini tercatat ada 5,54% TPT di Kabupaten Mojokerto atau setara dengan 35.033 jiwa. TPT tersebut masih dibawah rata-rata Provinsi Jawa Timur yaitu 5,74 %,” terangnya.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Mojokerto saat ini, lanjut Ikfina, adalah meningkatkan sumber daya manusia yang terampil dan punya kompetensi dengan melakukan pendidikan dan pelatihan seperti saat ini.

“Mengingat di era revolusi industri 4.0, bahkan sekarang sudah 5.0. maka hanya mereka yang punya keahlian dan ketrampilan yang mumpuni mempunyai kesempatan lebih besar,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Ikfina, upaya lain yang dilakukan pemerintah  kabupaten mojokerto adalah mensinergikan dunia industri dengan lembaga pendidikan dan pelatihan baik negeri maupun swasta.

“Sehingga lulusan lembaga pendidikan dapat diterima dan bekerja pada industri yang ada di wilayah Kabupaten Mojokerto yang diawali  mulai sejak dini dengan praktek kerja industri maupun pemagangan,” jelasnya.

Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto itu juga mengapresiasi terselenggaranya pelatihan ini. Menurutnya dengan diberikan pelatihan, masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan dapat diberikan pengakuan kompeten oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional indonesia. Ikfina pun yakin, dengan pembekalan pelatihan ini, semua peserta sudah siap memasuki dunia kerja baik di perusahaan maupun menjadi tenaga kerja mandiri.

“Yang terpenting jangan sampai nganggur harus dapat memanfaatkan ilmu/ ketrampilan yang sudah diberikan. Maka untuk itu saya minta untuk mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh,” pungkasnya. (ng)

No More Posts Available.

No more pages to load.