Era Gen Z Tiba, Seno Ajak Calon Guru SD se-Indonesia Bangkitkan Kesadaran Peran

oleh -80 Dilihat
oleh
Seno (tengah) menjadi nara sumber di acara Kongres ke-5 IKMA PPGSDI

SURABAYA, PETISI.CO – Ikatan Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Indonesia (IKMA PGSDI) mengadakan Kongres ke-5 di Aula Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur (Jatim), Kamis (18/5/2023) kemarin.

Puluhan calon akademisi dan guru SD ini berkumpul dari berbagai kampus pencetak pengajar di seluruh Indonesia untuk mendiskusikan beragam dinamika sosial sekaligus memilih ketua baru.

Mereka berasal dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, hingga beragam provinsi di Pulau Jawa. Di hari pertama pasca pembukaan, kongres diisi dengan menghadirkan berbagai narasumber.

Salah satunya adalah penggerak pelajar dan pemuda Aryo Seno Bagaskoro. Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga ini diminta berbicara selama lebih dari satu jam tentang transformasi pendidikan.

“Gen Z adalah generasi yang sangat terhubung berkat teknologi, intens menerima paparan informasi, peka terhadap prinsip-prinsip etika, tapi di sisi lain dirundung ketidakpastian akan masa depannya,” katanya.

Seno menyebut, persoalan tentang demokrasi, kelestarian lingkungan, pemanasan global, etika, dan pemenuhan hak menjadi isu yang mendapatkan perhatian serius di kalangan anak-anak muda saat ini. Pada prinsipnya Gen Z sebenarnya adalah generasi yang resah akan masa depan dunia.

Namun di sisi lain, Seno menganggap Gen Z adalah generasi yang tidak punya role model politik yang absolut. Oleh karenanya, menjadi sebuah kesempatan bagi siapapun yang resah untuk menginisiasi kebaikan dan perubahan.

“Kesadaran peran mahasiswa sebagai creative minority penting untuk men-generate perubahan sosial. Apalagi kawan-kawan adalah calon guru yang menjadi garda depan pendidikan,” ujar pria kelahiran 23 Agustus 2001 ini.

Ketua Taruna Merah Putih Surabaya itu kemudian mencontohkan proses transfer kesadaran lintas generasi antara Soekarno dan gurunya Cokroaminoto dalam merancang konsepsi atas bangsa Indonesia melalui beragam diskursus.

“Relasi Cokroaminoto-Bung Karno itu terjadi di Kos Peneleh, di Kota Surabaya, yang seringkali dijuluki sebagai dapur nasionalisme. Di kota yang sama pula kawan-kawan hari ini berkumpul,” paparnya.

Ketua Umum IKMA PPGSD Matlimin mengungkapkan rasa bangganya atas diselenggarakannya kongres tersebut. “Harapannya teman-teman akan makin bersemangat dan memiliki kesadaran baru,” ucapnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.