SURABAYA, PETISI.CO – Meski ditemukan 22 pegawai Lumbung Pangan Jatim (LPJ) terkonfirmasi positif virus Corona (Covid-19), pihak penanggung jawab LPJ, Erlangga Satriagung membantah LPJ sebagai klaster baru Covid-19.
“Ini bukan klaster atau sumber penyebaran. Kalau sumber penyebaran di lumbung pangan Jatim, maka semuanya kena Covid-19,” tegasnya kepada wartawan di Surabaya, Kamis (20/8/2020).
Saat ini, menurutnya, tercatat ada 22 pegawai LPJ positif terpapar Covid-19. Dari 22 orang tersebut, 21 melakukan isolasi mandiri di rumah dan 1 orang dirawat di RS PHC Surabaya.
“Mereka merupakan pegawai yang melayani akses online dan administratif. Yang pegawai pelayanan daring 16 orang, bagian keuangan 4 orang,” ungkapnya.
Direktur PT Panca Wira Usaha (PWU), Erlangga Satriagung ini, mengaku tidak ada yang perlu kami tutup-tutupi dalam kasus ini. Sebab, orang terpapar Covid-19 bukan aib. Siapapun bisa kena virus Corona.
“Tiga hari lalu kami ambil langkah cepat, begitu satu mengalami gejala, kami langsung minta Dinkes dan RSUD dr Soetomo untuk melakukan rapid test,” imbuhnya.
Karena itu, Erlangga tetap bertekad melanjutkan operasi LPJ untuk melayani kepentingan masyarakat luas yang masih terdampak Covid-19. Sampai Desember tidak ada lockdown.
“Kenapa tidak lockdown, karena yang kena merupakan pegawai yang tidak berhubungan dengan masyarakat. Tapi petugas admin bagian daring atau online,” paparnya.
Pegawai yang terpapar sendiri mayoritas berasal dari Surabaya (13) Sidoarjo (8) dan Gresik (1) orang. Awalnya satu orang mengeluh demam dan diare, Selasa (10/8/2020) malam.
Lalu pihak LPJ meminta melakukan rapid test dilanjutkan swab dengan hasil positif. Akhirnya bukan hanya ditemukan 8 kontak erat saja. Begitu positif, atas rekomendasi dari Dinkes, sore hari dokter dari puskesmas setempat sudah bergerak sehingga tidak terjadi pembiaran.
“Mayoritas anak Surabaya dan tinggalnya juga di Surabaya. Tertularnya dari luar, bisa jadi sebelumnya pas Iduladha ada enam orang yang ngelencer pribadi ke luar kota bareng-bareng. Semuanya kena. Satu dengan gejala demam diare lainnya tidak bergejala,” ungkapnya.
Dari hasil tracing oleh Dinkes, lalu disarankan 8 orang isolasi mandiri. LPJ selanjutnya melakukan konsultasi dengan RSUD dr Soetomo.
“Ternyata nggak hanya 8 tapi 22. Daripada terlambat mengantisipasi lebih baik kita mendahului. Sejak awal yang satu ini sehari tiga kali JX dilakukan sterilisasi,” jelasnya.
Guna menutupi kekosongan posisi petugas administrasi, LPJ segera melakukan rekruitmen dadakan agar pelayanan tidak terganggu. Perekrutan dilaksanakan selama tiga hari.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat karena agak terganggu pengiriman. Layanan banyak terganggu. Closed layanan COD melalui WA. Closed sampai hari Minggu aktif kembali,” tandasnya.
Lumbung Pangan Jatim sendiri seharusnya berakhir Juli lalu. Namun diperpanjang hingga Desember 2020 mendatang. LPJ memberikan kemudahan mengakses sembako murah tanpa ongkos kirism di tengah pandemi Covid-19 tanpa memandang status sosial. (bm)