Forum Rektor Indonesia, Ini Harapan Gubernur Khofifah

oleh -166 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah foto bersama rektor di sebuah perguruan tinggi

SURABAYA, PETISI.CO – Forum Rektor Indonesia (FRI) diharapkan melahirkan rekomendasi strategis guna menghadapi tiga ancaman krisis dunia yaitu pangan, energi, dan ekonomi baik tingkat lokal, regional hingga nasional dan Global.

Harapan tersebut, disampaikan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa saat menerima peserta FRI Tahun 2022 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu (29/10/2022) malam.

Para rektor dari berbagai pergurun tinggi menikmati jamuan makan malam bersama gubernur Khofifah

“Kami harapkan melalui Forum Rektor ini akan bisa melahirkan rekomendasi strategis yang akan memberikan solusi efektif dalam menghadapi tiga ancaman krisis dunia,” ujarnya.

FRI Tahun 2022, sendiri digelar selama dua hari, yaitu tanggal 29-30 Oktober 2022. Dimana, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya terpilih sebagai tuan rumah.

Peserta FRI sebanyak 384 orang. Terdiri dari 345 institusi, baik dari institusi Dikti, Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN), Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Di hadapan Rektor Universitas seluruh Indonesia tersebut, Gubernur Khofifah menyampaikan rekomendasi utama kaitannya dalam kesiapan menghadapi ancaman  krisis pangan yang mengancam dunia.

“Solusi yang  bisa di implementasikan pemerintah daerah bisa efektif jika dirumuskan detail. Dari lokal, regional akan berkontribusi nasional dan seterusnya global,” jelasnya.

Khofifah mencontohkan, terkait peningkatan produktivitas petani padi bisa didukung melalui pembaharuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan). Kebutuhan seperti Combine Harvester, Drier dan Rice Milling Unit (RMU), bisa terpenuhi melalui adanya kemudahan bantuan kredit modal bagi petani dengan grace period tertentu.

“Kalau sawit bisa dapat Grace Period empat tahun, kenapa KUR untuk alsintan Gapoktan tidak bisa?,” tandas Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unair ini.

Menurutnya, secara Scientific penggunaan Harvester bisa mengurangi loss 9 %sampai 11%. Sehingga, jika total produksi padi di Indonesia mencapai 32 juta ton. Maka sesungguhnya terdapat potensi untuk bisa menyelamatkan minimal 3,2 juta ton, untuk 10% nya.

“Ada banyak managemen pengelolaan sektor holtikultur dan pertanian yang kita miliki. Saya rasa kita tidak perlu khawatir akan krisis pangan,” ujarnya.

Jika ini bisa direkomendasikan di forum rektor, pihaknya yakin akan menjadi harapan baru  bagi seluruh petani kita, termasuk di dalamnya adalah pupuk untuk tambak.

“Kalau ini jadi bagian dari rekomendasi Forum Rektor, sebetulnya adalah salah satu jawaban bahwa Indonesia bukan hanya siap pada ketahanan pangan, tapi juga kedaulatan pangan,” paparnya.

Dielaskan, di 2020 dan 2021, Jatim menjadi kontributor padi terbesar di Indonesia. Hal ini telah tertuang pada data BPS, di tahun 2022, Jatim diharapkan kembali produksi padinya tertinggi se indonesia.

Selain itu, Jatim juga merupakan penghasil daging sapi terbesar secara nasional. Hal ini karena di Jatim ada balai besar inseminasi buatan (BBIB) sehingga sapi di Jatim populasinya mencapai 5,1 juta ekor.

Di bawah Jatim ada provinsi lain dengan 1,8 juta dan selisihnya terpaut jauh.

“Jadi apa yang ingin kami sampaikan adalah Jatim ingin menyiapkan swasembada pangan di banyak sektor termasuk di dalamnya produksi daging,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih yang juga sebagai Ketua FRI yang baru menyampaikan kesiapan Civitas Akademik dalam mendukung program kerja pemerintah, utamanya melalui Riset.

“Kawan-kawan rektor siap berkontribusi secara signifikan dalam memberi berbagai macam solusi dan bekerja bersama untuk mengatasi berbagai persoalan,” tegasnya.

Dukungan akan diberikan oleh para Rektor mulai dari isu-isu mendasar di bidang kemanusiaan dan kesehatan seperti stunting dan pengangguran. Hingga isu global yang melanda dunia seperti ancaman krisis dan perubahan iklim dunia.

Ketua FRI Periode 2021-2022 Prof Ir Panut Mulyono, berpesan kepada seluruh anggota Forum Rektor yang berasal dari Sabang hingga Merauke, agar selalu memberseiringi berbagai program pemerintah daerah.

“Perguruan Tinggi disebutnya harus bisa berkontribusi pada daerahnya masing-masing.  Jika kita perluas, memecahkan masalah di daerah sama saja memecahkan persoalan internasional,” katanya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.