Gubernur Khofifah Harus Berani Tolak Beras Impor Masuk Jatim

oleh -73 Dilihat
oleh
Anggota DPD RI, Ahmad Nawardi.

SURABAYA, PETISI.CO – Rencana Pemerintah mengimpor beras impor yang kini menjadi polemik mendapat reaksi keras banyak pihak. Salah satunya Senator DPD RI asal Jawa Timur (Jatim), Ahmad Nawardi.

Senator asal Daerah Pemilihan Jatim itu khawatir jika sampai beras impor ini masuk ke Jatim dipastikan akan merugikan masyarakat khususnya petani. Karena akan merusak harga beras di Jatim. Apalagi saat ini memasuki musim panen.

Karena itu, dia minta agar Gubernur Khofifah Indar Parawansa untuk menolak beras impor masuk Jatim. Beras impor yang masuk ke Indonesia menjadikan semakin murah harga gabah, harga beras.

“Gubernur harus tegas menolak beras impor masuk Jatim. Kalau lewat tidak masalah. Misalnya mau masuk ke wilayah Indonesia timur karena di sana kekurangan beras, silahkan. Tetapi untuk masuk Jatim, gubernur harus melindungi agar tidak merusak harga,” katanya di Surabaya, Sabtu (20/3/2021).

Tak hanya itu, Nawardi berharap tidak ada bongkar muat beras impor di wilayah Jatim. Upaya ini untuk menjaga agar tidak terjadi rembesan.

“Kayak jamannya pakde Karwo dulu kan tegas menolak beras impor masuk atau merembes ke Jatim, akhirnya dialihkan pembongkarannya. Itu menurut saya cara melindungi petani di Jatim,” ungkapnya.

Situasi pandemi Covid-19, sudah membuat masyarakat terpuruk, jangan sampai kedatangan beras impor membuat petani semakin berat. “Petani sudah susah gini (di masa pandemi), apalagi ditambah pas musim panen beras impor datang,” tandasnya.

Untuk pengawasan, Ketua HKTI Jatim ini yakin satgas pangan di Jatim akan bekerja ekstra keras untuk menjaga masalah ini. Karena Jatim sebagai salah satu daerah dengan produksi beras terbesar di Indonesia tidak membutuhkan beras impor.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras di Jatim pada tahun 2020 mencapai 10,02 juta ton dengan total luas panen 1,76 juta hektare. Ini meningkat dibanding tahun 2019 yang total produksinya 9,58 juta ton beras.

Jika dikurangi dengan kebutuhan konsumsi beras, maka Jatim masih mengalami surplus 1,50 juta ton beras di tahun 2020.

“Jika mengacu data BPS, jatim ini tidak butuh beras impor. Baik di masa panen maupun masa tanam padi,” tegas Nawardi. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.