SURABAYA, PETISI.CO – Para pejabat Dinas Pendidikan Jatim diingatkan atau warning untuk selalu melakukan pengawasan kepada siswa/siswi yang memiliki ideologi lain, selain ideologi Pancasila.
Hal itu dikatakan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa pada acara pelantikan pejabat eselon III dan III di lingkungan Dinas Pendidikan Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (13/4/2020).
Menurutnya, tidak ada di dalam struktur pendidikan kita yang masih menoleh kekanan kekiri. Terutama yang masih punya eksperimentasi terhadap ideologi lain.
“Kalau masih ada siswa/siswi yang berideologi lain, saya minta pejabat yang baru di lantik untuk melakukan tindakan tegas,” ucap mantan Menteri Sosial ini.
Dijelaskan, ada dua hal yang harus dilakukan kepada siswa/siswi yang berideologi lain. Yakni, melakukan pendekatan. Setelah itu, baru melakukan penindakan.
“Ini perlu kami sampaikan mengingat dalam kurun waktu mereka belajar di rumah, dengan sistem online. Siswa/siswi kita sangat dekat dengan medsos,” ujarnya.
Pihaknya sangat kawatir mereka terpengaruh dari interaksi secara virtual yang menjadikan mereka kemudian melahirkan satu sikap dan tindakan yang tidak kita inginkan. “Sepanjang mereka masih bisa diajak berkomunikasi, maka masih ada toleransi,” tandasnya.
Sikap ini, lanjutnya, ditegaskan tidak kepada pejabat lain. Namun, ditujukan kepada pejabat Dinas Pendidikan Jatim. “Saya ingin pastikan bahwa ini bisa dilakukan oleh pejabat yang baru saja saya lantik ini,” tegasnya.
Khofifah juga ingin mengetahui berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan murid-murid kita membeli paket data ketika pendidikan dilakukan secara online. Perlu dilihat pula ada di antara anak didik yang mungkin tidak ada wi-fi, atau harus membeli paket data.
“Karena SPP SMA/SMK sudah digratiskan sangat mungkin kemudian mereka tidak punya kekuatan secara finansial untuk membeli paket data,” tandasnya.
Oleh karena itu, Khofifah meminta selama Covid-19 belum bisa dihentikan, Kepala Dinas Pendidikan Jatim melakukan komunikasi dengan siswa/siswi yang tetap belajar di rumah untuk menjalankan maka tugas dari guru-gurunya.
“Tolong komunikasikan dengan mereka kalau ada hal yang mungkin menjadi kendala dari proses belajar di rumah. Kita bersama berdoa supaya proses belajar di rumah tidak mengurangi dari kualitas, dengan capaian-capaian secara kualitatif,” katanya. (bm)