Hadapi Kondisi Pandemi, Pemkot Surabaya Godok Program Kedaulatan Pangan

oleh -48 Dilihat
oleh
Salah satu lahan yang dijadikan penanaman kebutuhan bahan pokok di Kota Surabaya (foto : ist)

SURABAYA, PETISI.CO – Dalam upaya melakukan antisipasi, jika stock beras di Kota Surabaya sudah tidak mencukupi lagi, Pemkot Surabaya tengah melakukan penggodokan program kedaulatan pangan di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Program kedaulatan pangan sendiri akan menjadi pendukung beras sebagai bahan konsumsi sehari-hari dengan menyiapkan jenis komoditi lain yang memiliki kandungan karbohidrat, diantaranya ketela pohon dan ketela rambat.

“Saya juga belajar ini bagaimana makanan beras ini bisa dicampur. Kami juga membuat resep mie dari talas, mie dari ketela pohon, mie dari ketela rambat. Sehingga nanti warga mungkin bisa memakan makanan yang selain beras, bisa yang lain,” kata Risma di Balai Kota Surabaya, Sabtu (18/7/2020).

Kebutuhan beras sebagai konsumsi warga Surabaya sendiri dalam satu rentan waktu satu bulan sekitar 16.682.060 kilogram. Berkaca dari hal tersebut ditambah dengan kondisi pandemi saat ini, dikhawatirkan hal ini memiliki dampak pada berkurangnya stock kebutuhan bahan pangan. “Jadi karena itu kita siapkan (program kedaulatan pangan),” jelasnya.

Risma menyatakan, pihaknya telah melakukan penanaman tanaman umbi-umbian dan tanaman jenis lainnya dengan memanfaatkan lahan kosong milik Pemkot Surabaya di beberapa titik lokasi.

“Kita akan tanami juga di Balai Kota, nanti lahan-lahan ini akan kita tanami padi, tales, selain itu kita juga tanam di bekas tanah ganjaran (Bekas Tanah Kas Desa). Kita sudah tanam pisang, sukun, padi, ketela rambat, talas,” terangnya.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan kerjasama dengan beberapa pihak untuk dimanfaatkan sebagai lokasi penanaman. Pemkot Surabaya juga telah berkoordinasi dengan Dinas PMK Kota Surabaya untuk melakukan penyiraman lahan.

“Jadi kita sudah tanam di lahan-lahan kosong itu. Kita juga pakai alat berat untuk nyemprotnya, ada mobil PMK, mobil tangki air. Ada di beberapa tepi sungai juga kita tanami,” ungkap dia.

Sedangkan untuk pengolahan bahan makanan, Pemkot Surabaya setidaknya sudah melakukan kerjasama dengan Surabaya Hotel School (SHS) untuk membuat resep berbagai macam olahan pangan.

“Kita sudah membuat resep, kita kerjasama dengan SHS membuat makanan dari macam-macam ini. Sehingga nanti anak-anak mau untuk memakan ini. Seperti mie dari talas, terus mochi,” terangnya.

Penanaman umbi-umbian telah dilakukan sekitar 1,5 bulan yang lalu. Hingga kini sudah ada beberapa lokasi yang siap panen, diantaranya ketela pohon, ketela rambat, tales, hingga pisang.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya menjelaskan, pihaknya telah melakukan penanaman bahan pangan sejak 28 Mei 2020 dengan menggunakan metode urban farming.

“Sesuai perintah Ibu Wali Kota untuk memanfaatkan lahan yang kosong milik pemkot untuk meningkatkan ketahanan pangan,” kata Herlambang.

Lokasi penanaman sendiri berada di area rumah susun, bantaran sungai hingga Bekas Tanah Kas Desa (BTKD). Sampai saat ini, sudah ada puluhan titik lokasi penanaman, diantaranya Bantaran Sungai Jambangan, Bantaran Sungai Kebon Sari, BTKD Jambangan, BTKD Menanggal, dan BTKD Sumberejo.

Herlambang menambahkan, penanaman itu juga dilakukan di Taman Hutan Raya (TAHURA), Kebun Raya Mangrove, hingga Halaman Taman Surya di Balai Kota Surabaya.

“Masing-masing wilayah beragam yang ditanam. Ada yang ketela rambat, ketela pohon, pohon pisang, bahkan ada juga ketiganya ditanam di sana,” pungkas dia.(nan)