Harga Kedelai Tidak Stabil, Pedagang Tempe Probolinggo Curhat ke Atikoh Ganjar

oleh -165 Dilihat
oleh
Atikoh membeli bawang putih di Pasar Baru Probolinggo

PROBOLINGGO, PETISI.CO – Siti Atikoh Suprianti, istri calon Presiden RI Ganjar Pranowo mendengarkan curhatan dari pedagang tempe soal ketidakstabilan harga kedelai. Hal ini menyebabkan stok tempe berkurang dan membuat harganya naik.

Momen itu terjadi ketika Atikoh Ganjar blusukan di Pasar Baru Probolinggo, Jumat (26/1/2024). Atikoh didampingi Wasekjen DPP PDI Perjuangan Sadarestuwati, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim Sri Untari, Ketua DPC PDI Perjuangan Probolinggo Nasution, serta sejumlah caleg dari partai-partai pengusung.

Atikoh tiba di lokasi sekitar pukul 07.20 WIB, langsung disambut simpatisan dan warga yang mengenalinya. “Hore Bu Ganjar datang, selamat datang Bu di Pasar Baru. Ayo diborong-borong,” pekik warga dan pedagang.

Mengenakan kemeja hitam bertuliskan jargon Sat-Set di punggungnya dan kerudung merah, Atikoh langsung memborong sejumlah dagangan.

“Harga tempenya stabil Bu, karena harga kedelai juga stabil. Tapi kalau harganya lagi turun itu isinya (kualitas) kurang. Kalau harga kedelai naik, tempenya naik juga sekitar Rp15 ribu per-papan,” kata pedagang bernama Rofik.

Kepada Atikoh, Rofik berpesan agar stabilitas harga kedelai bisa terjaga. Sehingga tidak terjadi penurunan kualitas tempe ketika harga kedelai turun. Sementara itu, harga bawang merah dan bawang putih di Pasar Baru Probolinggo saat ini berkisar Rp 30 ribu-Rp 35 ribu.

Harga tersebut bagi konsumen, terbilang cukup tinggi harganya di daerah penghasil bawang itu. “Karena memang kita kan masih banyak tergantung pada kedelai untuk olahan dari tempe sama tahu. Sehingga harapannya ke depan bisa tercipta kedaulatan kedelai,” katanya.

Atikoh mengatakan, ini penting karena kedelai punya kandungan gizi yang melimpah. Apalagi, olahan kedelai seperti tempe dan tahu menjadi konsumsi rutin masyarakat Indonesia secara umum.

“Tiap hari masyarakat di Indonesia kan makan tempe dan ini sudah terbukti secara ilmiah, secara akademis benar-benar superfood. Di mana proteinnya sangat tinggi, lengkap, asam aminonya lengkap sehingga jangan sampai karena ketersediaan bahan bakunya lemah nanti diklaim sama luar negeri jadi produk mereka,” ujarnya.

Terkait keluhan-keluhan di pasar itu, Atikoh menyebut Ganjar-Mahfud berkomitmen mengembalikan fungsi Bulog untuk stabilitas pangan Tanah Air sebagai upayanya. Lebih mengefektifkan Bulog, koperasi, sehingga dari petani itu langsung ke koperasi, ke Bulog dan tidak terlalu banyak rentetannya.

“Kalau pun ada paling ke pedagang besar dulu, terus nanti titiknya dua atau tiga jangan sampai sembilan seperti sekarang. Sehingga ketika sampai di konsumen pasti harganya cukup tinggi,” tandas Atikoh.

Selama di pasar, Atikoh banyak berbelanja. Mulai jajanan pasar, daging ayam, tempe-tahu, telur, sayur-sayuran, bawang merah, bawang putih, jahe, daun bawang, sereh dan lainnya. Beberapa dibawa, sebagian lainnya dibagikan ke warga.

Masih di Probolinggo, Atikoh Ganjar menyempatkan diri ikut menanam bawang bersama para petani perempuan di Desa Kalisalam, Kecamatan Dringu. Dia mendoakan tanaman bawang tersebut tumbuh subur dan para petaninya sejahtera. Di sana, ia telah dinantikan ratusan simpatisan serta petani bawang.

Atikoh yang merupakan cucu ulama NU KH Hisyam Kalijaran, disambut musik tradisional berbahasa Madura. Istri Ganjar itu pun kemudian menyapa satu per satu simpatisan dan petani yang ada di lokasi. Lalu, Atikoh bergerak ke lahan yang sudah siap untuk ditanami bawang

Tanpa ragu, Atikoh yang akrab disapa Ning Atikoh itu, langsung turun dan mengambil bibit bawang yang siap tanam. Ning Atikoh tampak luwes dan paham bagaimana menanam bawang. “Semoga bawangnya subur, petaninya sejahtera, panennya nanti bagus, dan banyak untung,” ucap Atikoh diamini petani dan warga lainnya.

Saat ini, diakui Ning Atikoh, harga bawang merah cukup tinggi sehingga menguntungkan petani. Kendati begitu, ketersediaan pupuk masih menjadi persoalan bagi petani.

“Sekarang harga bawang bagi petani bagus, lumayan mahal. Tapi aspirasinya dari petani hampir sama, terkait dengan kelangkaan pupuk terutama pupuk bersubsidi sehingga yang ada di pasaran mahal,” katanya.

Ke depan, Ning Atikoh berharap pemerintah perlu lebih serius menangani persoalan pupuk. Khususnya pupuk bersubsidi agar pemerataannya tepat guna dan tepat sasaran. “Dari sisi mekanisme untuk pembagian pupuk bersubsidi bisa tepat sasaran dan jumlahnya juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tuturnya.

Menurutnya, Ganjar-Mahfud punya komitmen mensejahterakan para petani. Dalam visi-misi, petani akan didata secara riil. Dengan demikian, akan diketahui berapa sebenarnya kebutuhan pupuk ini.

“Masyarakat Indonesia luas tanahnya berapa, kebutuhannya berapa sehingga nanti yang disubsidi siapa itu jelas. Itulah salah satu fungsi dari KTP Sakti dengan bermacam fungsinya, salah satunya mendata jumlah petani dan menentukan jumlah subsidi sehingga bisa gepat sasaran,” tandasnya.

Usai berkegiatan di Probolinggo, Atikoh dan rombongan bergerak menuju Blitar. Dia dijadwalkan berziarah ke Makam Bung Karno dan sejumlah agenda lainnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.