Harga Merosot, Petani Tembakau Jember Tak Pernah Disentuh Pemerintah

oleh -55 Dilihat
oleh
Sanidin, petani tembakau Jember.

JEMBER, PETISI.CO – Sudah bertahun–tahun petani tembakau Jember terbiarkan, hampir tanpa sentuhan pemerintah. Keluhan itu diungkapkan Petani Tembakau di Desa Bagon, Kecamatan Puger, Kebupaten Jember, Nurul Husnah Susilowati, yang ditemui pada Minggu (22/08/2021) siang.

“Petani tembakau e ocol pajuh pak (Petani tembakau dibiarkan, red),” kata Nurul dalam bahasa Madura.

Harga tembakau per hari ini, sedang merosot tajam, hanya berkisar Rp30.000 – Rp 40.000 per Kg, yang menurut Nurul, merosotnya harga itu berdampak pada kerugian petani. Sementara ongkos produksi per hektar bisa mencapai Rp. 40 juta per hektar.

Jika harga bagus, memang petani bisa mendapat sekitar Rp 60 jutaan per hektar, jika harga merosot tajam, maka petani hanya mendapat sekitar Rp 30 jutaan per hektar.

“Kondisi ini sudah berlangsung sejak tiga tahun terahir, ya kalau harganya murah terus, petani tembakau rugi pak,” ujarnya.

Padahal, petani masih harus membayar tanggungan hutang kepada perusahaan yang bermitra, dalam hal ini petani telah bermitra dengn PT Universal, yang meminjamkan uang kepada petani toal sebesar Rp 22 juta, berbentuk uang dan pupuk.

“Ya sebenarnya ikut kemitraan itu enak, soalnya disamping dapat pinjaman, harga juga mengikuti, tergantung produksinya bagus apa gak,” kata perempuan itu.

Terlebih, Nurul juga mengeluhkan ketersediaan pupuk yang masih sulit mendapatkan. Apalagi, ada ketentuan petani harus membeli berbentuk paketan kepada agen pengecer resmi, yang dianggapnya malah memberatkan petani.

“Saya berani ngomong sudah, memang begitu keadaannya. Petani masih harus membeli pupuk dengan cara paketan,” keluhnya.

Perempuan itu berharap, agar keluhannya sebagai petani tembakau mendapatkan perhatian, agar tidak selalu mengalami kerugian.

“Tolonglah pak, sampaikan kepada bapak Bupati, supaya pembelian pupuk gak sulit, terus gak usah dipaketkan,” tandasnya.

Pernyataan berlawanan disampaikan pedagang tembakau, Sanidin, yang mengaku harga tembakau mengalami harga bagus. Menurut pria pengelola gudang tembakau itu, harga sekarang berkisar antara Rp 8 hingga 9 juta per kuintal.

“Alhamdulillah, kalau pemasaran cukup memuaskan, tergantung pada mutu lah,” ujarnya.

Meski, cuaca sempat ada hujan, tembakau naost yang ditanam petani produksi daun tembakaunya masih relatif bagus.

Hal serupa, terkait ketersediaan pupuk, Sanidi membenarkan bahwa petani mengalami kesulitan mendapatkan pupuk, yang bisa berpengaruh terhadap kualitas produksinya. Karenanya, Sanidin berharap agar Pemerintah turut memberikan bantuan kemudahan kepada petani, untuk mendapatkan pupuk.

“Ya kami berharap agar pemerintah sudi membantu, agar petani mudah mendapatkan pupuk, soalnya sudah sangat langka,” keluhnya. (mmt)