Hikmah Puasa

oleh -129 Dilihat
oleh

Alhamdulillah wasyukurillah ummat muslim di penjuru dunia –meski berbeda waktu– mulai hari ini menjalani ibadah puasa Ramadhan 1444 H. Dan di bulan suci nan mulia penuh barakah ini, saatnya kita melebur dosa.

Sebenarnya cukuplah bagi seorang hamba mengetahui bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan untuk berpuasa itu menjadikan keutamaan yang besar yang akan diraihnya dengan menjalankan perintah itu.

Karena dia menyadari bahwa Allah yang maha penyayang pasti tidak menginginkan untuk mencelakakan hambanya.

Sehingga apa yang diperintahkanNya pasti mengandung kebaikan meskipun dia belum mengetahuinya.

Meskipun demikian, tidak ada salahnya kita mengetahui hikmah-hikmah di balik ibadah selama kita tidak menjadikannya sebagai syarat untuk beramal.

Semoga dengan mengetahui hikmahnya keyakinan dan keimanan kita bertambah.

Syaikh Abdulloh Ali Bassaam hafizhahulloh menyebutkan beberapa hikmah yang tersimpan di balik pensyari’atan puasa, diantaranya yaitu :

  1. Puasa termasuk ibadah dan ketundukan kepada Allah, sehingga puasa itu menjadikan orang yang berpuasa hanya mengahadapkan dirinya kepada Allah, tunduk dan khusyuk di hadapanNya tatkala dia harus menolak kekuasaan syahwat.
  2. Bersatunya ummat dalam menjalankan satu ibadah dalam satu waktu dan menempa kesabaran mereka semua baik orang-orang yang kuat maupun lemah, terpandang maupun tidak, kaya maupun miskin guna bersama-sama menanggung kewajiban ini yang akan membuahkan keterikatan hati dan ruh mereka serta bersatunya kalimat mereka. Puasa juga menjadi sebab terjalinnya kasih sayang antara ummat ini satu sama lain. Sehingga orang yang kaya turut merasakan lapar dan dahaga yang dialami saudaranya yang tidak berada.
  3. Puasa melatih kesabaran, mengokohkan tekad dan kemauan, menempa jiwa dalam menghadapi kesulitan yang ditemui, menundukkannya dan membuatnya menjadi terasa ringan

(Taisirul ‘Allaam juz I hal. 351-352)

Diwajibkan Puasa

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rohimahulloh mengatakan, “Hikmah diwajibkannya puasa terhadap ummat ini telah diterangkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam firmanNya, “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan puasa atas kalian sebagaimana telah diwajibkan pula kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa.”

(QS. Al Baqoroh: 183)

Kata la’alla (agar) di sini berfungsi untuk menunjukkan alasan, artinya supaya kalian bertaqwa kepada Allah, sehingga engkau pun meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan engkau menegakkan apa yang diwajibkan oleh Allah. Dalam kitab shohih Nabi pernah bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, berbuat dengannya dan juga tindakan bodoh maka Allah tidak membutuhkan perbuatannya meninggalkan makan dan minumnya.”

(HR. Al Bukhori)

Maksudnya Allah tidaklah menghendaki kita sekedar meninggalkan makanan dan minuman, sesungguhnya Allah menghendaki dari kita agar meninggalkan perkataan dusta, berbuat dengannya atau bertindak bodoh. Oleh karena itulah bagi orang yang berpuasa apabila ada orang yang mencacinya ketika dia dalam keadaan puasa maka disunnahkan baginya untuk mengatakan: Sesungguhnya aku sedang puasa, dan tidak membalas kejelekan itu; karena seandainya dibalasnya niscaya orang yang mencacinya akan balik melawan, kemudian diapun kembali melawan lagi untuk yang kedua kalinya sehingga yang dicacipun membantah yang mencaci demikian seterusnya sehingga menimbulkan seluruh waktu puasanya berubah menjadi dipenuhi dengan cacian dan perseteruan. Akan tetapi jika dia justeru berkata, ‘Sesungguhnya aku sedang puasa’ itu artinya dia memberitahu kepada orang yang mencela atau memusuhinya bahwa sesungguhnya bukan berarti dia tidak mampu membalasnya, tetapi yang menahannya dari membalas adalah karena dia sedang puasa dan ketika itu orang yang mencaci akan menahan diri dan malu serta tidak jadi meneruskan cacian dan perseteruan.”

(Tsamaniyatu Wa Arba’uuna Su’aalan Fish Shiyaam hal. 11)

fimdalimunthe55@gmail.com

No More Posts Available.

No more pages to load.