HUT ke-52 Korp Sukarela Unit Markas, PMI Harapkan Eksistensi Relawan Sesuai Spesialisasi

oleh -100 Dilihat
oleh
Foto bersama para relawan di Hari Ulang Tahun (HUT) ke 52 KSR Unit Markas PMI Kota Semarang. (dok PMI)

SEMARANG, PETISI.CO – Korp Sukarela (KSR) sebagai salah satu wadah berhimpun bagi para relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang telah mencapai 52 tahun. Dalam usia tersebut pengurus PMI Kota Semarang berharap eksistensi KSR dapat berjalan sesuai dengan spesialisasi pada kompetensi keterampilan tertentu.

“Saya ingin relawan itu sesuai dengan amanat Ketua (Ketua PMI Kota Semarang), eksistensi,” kata Pengurus Bidang Anggota dan Relawan PMI Kota Semarang, Wiwit Rijanto, SH, MH di sela peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 52 KSR Unit Markas PMI Kota Semarang, Sabtu (29/10/2022) malam.

Untuk mewujudkan eksistensi tersebut, menurutnya pembinaan relawan PMI harus diimbangi dengan pendanaan yang baik yang satu diantaranya difokuskan pada pendidikan dan pelatihan (Diklat) spesialisasi. Dengan begitu, relawan PMI yang saat ini masih aktif berkegiatan di lapangan tidak hanya lulus Diklat dasar 120 jam.

“Kemarin itu kita sebenarnya pengen pendataan mengenai spesialisasi (kompetensi relawan). Ini harus ada dananya. Nah kalau harus dicut (potong) masalah dananya saya gak mau,” ujarnya mengungkapkan salah satu poin rapat pengurus PMI Kota Semarang.

“Karena tahun ini (2022) baru ada 2 (Diklat) spesialisasi. Pengennya semua temen-temen (relawan) ini bisa diberi (Diklat) spesialisasi dari PMI. Kita bekali (Diklat spesialisasi) karena pembinaan itu di tangan pengurus (PMI),” jelasnya.

Oleh karena itu dirinya meminta para pengurus PMI yang lain agar konsisten dalam merawat para relawan yang tetap konsisten mengabdi untuk kemanusiaan bersama PMI Kota Semarang. Di lain sisi ia mengungkapkan database relawan yang dihimpun PMI Jawa Tengah dalam aplikasi Siamo yang berjumlah 8000. “Tapi faktanya di lapangan, itu kita masih kekurangan banyak,” bebernya.

Untuk itu Wiwit juga berharap perekrutan relawan dari KSR unit Perguruan Tinggi untuk memperkuat PMI. Sebab, secara umum untuk menjadi relawan PMI harus sudah dinyatakan lulus dalam Diklat dasar 120 jam.

“Ayo masuk tanpa harus melalui ikut Diklat/Diksar. Langsung diterima di (KSR) Kota Semarang,” ajaknya.

Dia berharap dengan tergabungnya KSR perguruan tinggi ke dalam KSR Unit Markas PMI Kota Semarang tanpa harus mengulang pelatihan bisa menutup kebutuhan relawan lapangan di PMI. “Karena (Relawan) sebagai ujung tombak harus terpenuhi personelnya dulu,” tandasnya.

Menjawab terkait sertifikasi relawan, Wiwit kembali menegaskan adanya alokasi pembinaan relawan yang terstruktur dari pelatihan dasar sampai spesialisasi terlebih dahulu.

“Tahun ini sudah ada 2 spesialisasi yang diadakan, yaitu PP (Pertolongan Pertama) dan Pemetaan (Kebencanaan). Rencana yang kedua itu adalah Shelter dan Assesment (pendataan) kalau gak salah. Itu rencana ada 17 spesialisasi yang tiap tahunnya 4, 4, dan terakhirnya 1,” ujarnya.

Sementara Komandan KSR Unit Markas PMI Kota Semarang, Rizwan Riska Afahni mengungkapkan, kepanitiaan mengakomodir personel KSR dari berbagai angkatan. Hal itu, kata Rizwan merupakan pesan dari para senior untuk merekatkan para relawan.

“Dari hasil kita anjangsana dan silaturahmi kami mendapatkan motivasi dan spirit dari para senior yaitu harus tetap mempertahankan dari generasi ke generasi yaitu kebersamaan, kerelaan, dan ketabahan. Dan itu harus diterapkan dari generasi ke generasi,” urainya.

HUT ke 52 KSR Unit Markas PMI Kota Semarang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan antara lain bersilaturahmi di kediaman para senior, ziarah kubur, utamanya pendiri KSR Unit Markas PMI Kota Semarang, doa bersama arwah jamak dan bincang ringan tukar pengalaman, dan pada puncak peringatan HUT menggelar pesta kecil.

Dia berharap pada usia 52 tahun ini KSR tetap eksis dan solid di era yang serba mengandalkan teknologi ini.

“Yang paling utama tantangannya adalah jiwa korsa anggota harus terus dikuatkan, karena mayoritas generasi sekarang ini berkegiatan hanya sekedar berkegiatan bukan mereka untuk berproses di Korps Sukarela, bagi masyarakat usia tujuh belas tahun sampai tiga puluh lima tahun yang ingin bergabung bersama kami mengabdikan diri untuk kemanusiaan, kami sangat terbuka untuk bersama belajar, berproses secara profesional untuk kemanusiaan,” pungkasnya. (lim)

No More Posts Available.

No more pages to load.