Jelang Konferensi PWI Jatim, Ini yang Harus Dimiliki Calon Ketua

oleh -222 Dilihat
oleh
Lutfi Hakim, Ainur Rochim , A Munir, Mahmud S dan Eko Pamuji, saat acara di Kantor PWI Jatim.(ist)

SURABAYA, PETISI.CO – Atmosfer pemilihan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim mulai menghangat. Beberapa nama calon mulai ramai diperbincangkan di lingkungan Kantor PWI Jatim di Jalan Taman Apsari Kota Surabaya hingga ke pengurus cabang di kabupaten dan kota  yang ada di Jawa Timur. Apalagi,  konferensi PWI Jatim, ajang pemilihan ketua tiga tahunan ini, tidak lama lagi  bakal digelar.

Lantas, bagaimana sosok Ketua PWI Jatim ke depan yang ideal, guna memajukan organisasi profesi wartawan terbesar di Indonesia ini?

Menurut mantan Ketua PWI Jatim periode 2007-2011, Dr. Dhimam Abror, dulu Ketua PWI didominasi media-media mainstream besar, tapi sekarang kesempatan sudah lebih menyebar. “Apalagi sekarang keanggotaan PWI bagi semua awak media, termasuk media digital,” jelas Abror.

Abror berharap, Ketua PWI harus memahami ekosistem media di era 4.0 sekarang ini dan mempunyai networking dengan semua stakeholder media.

Kata Abror, Ketua PWI juga harus punya akses luas kepada semua konstituen media, memiliki akses yang baik terhadap pemerintah dan dunia usaha, tetapi tetap harus mampu menjaga independensi.

“Dunia kampus juga menjadi stakeholder yang tidak boleh dilupakan oleh PWI,” pesan Abror.

Sementara, mantan Ketua PWI Jatim dua periode, Akhmad Munir berharap, ketua yang terpilih memiliki empat figur. Pertama, figur memiliki jaringan media yang kuat di Jatim dan sudah masuk rombongan komunitas pers Jatim. Memiliki sifat interaksi guyub, kompak dan relatif mudah bersama, bergerak bersama kominitas pers.

Kedua, figur memiliki jaringan yang kuat dengan stakeholder di Jatim, swasta, budayawan dan lainnya. Memiliki kedekatan membangun mitra stakeholder.

Ketiga, figur yang memiliki leadership ngemong, mengayomi, serta keempat, bisa diterima masyarakat Jatim serta organisasi-organisasi lain, seperti AJI, IJTI.

“Selama menjabat menjadi Ketua Jatim paling nyaman kondusif. Semua program bisa berjalan dengan baik dan pembinaan anggota untuk pengembangan PWI ke depannya. Dengan moment ini saya berpesan anggota PWI kabupaten dan kota selalu menjaga kekompakan. Siapapun yang terpilih menjadi ketua, selalu kita dukung,” tegas Munir.

Sementara, Wakil Ketua PWI Jatim, Mahmud mengatakan, PWI merupakan organisasi profesi. Ke depan untuk meningkatkan bidang pendidikan, kode etik, teknologi informasi diwujudkan dalam media sosial (medsos).

Pendidikan yang perlu ditekankan adalah kapasitas anggotanya. Pengetahuan harus lebih ke depan, karena pers sebagai media informasi, kontrol sosial dan hiburan.

Mahmud S diapit Eko Pamuji dan Ainur R

“Saat ini masyarakat masih belum bisa validasi sebuah berita. PWI harus sering menggelar diklat workshop, serta mengupdate wawasan pengetahuan,” kata Mahmud.

Selain itu, di era digital tentunya tata krama atau kode etik mencari berita sudah berbeda. Dengan perkembangan teknologi lahirlah media pers dan media sosial. Tugas organisasi profesi berperan untuk meluruskan, bahwa media pers lebih bisa dipertanggungjawabkan isi pemberitaannya dibanding media sosial.

“Ke depan, tantangan lebih berat, dimana media akan menjadi klarifikator,” tutup Mahmud.

Sedang menurut  Ketua PWI Malang Raya, Cahyono, idealnya calon Ketua PWI Jatim muncul tiga orang, agar demokrasi bisa berjalan dengan baik. Sehingga, jangan melihat hanya kelas provinsi, namun pada tingkatan mana pun. Seorang calon harus  memiliki dedikasi, dan selama ini  nama-nama calon yang muncul  sama-sama mempunyai kelebihan dalam membesarkan PWI. Dan dirinya sepakat, apa yang disampaikan Pak Imawan, agar pemilihan nanti dibuat yang demokratis, elegan dan cerdas.

Selain itu, dirinya juga sependapat, jika sebelum pelaksanaan Konferensi PWI Jatim, ada monolog, dialog dan debat pada para kandidat. Sehingga sejumlah media di Jatim, haruslah bersedia memfasilitasi para calon untuk menyampaikan program-pogramnya. Dan dalam proses pemilihan nanti, juga harus melibatkan tokoh nasional yang independen.

“Misalnya, pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Effendy Gazali atau yang setingkat,” ujar Cahyono.

Lain lagi dengan Abdul Rouf, Ketua PWI Sidoarjo, berharap agar Ketua PWI Jatim yang terpilih bisa membawa PWI Jatim lebih baik lagi. Karena PWI Jatim selama ini menjadi PWI yang cukup diperhitungkan.

“Tiap tahun menggelar UKW dan kegiatan-kegiatan lainnya. Yang terpilih menjadi Ketua PWI Jatim juga harus bisa menjalin hubungan dengan stakeholder. Bisa memberi teladan dan contoh yang baik untuk PWI daerah,”  ujar Rouf.

Rouf Ketua PWI Sidoarjo

Sementara ini yang sudah muncul nama-nama untuk mencalonkan adalah Ketua PWI Jatim Ainur Rochim (incumbent) dan Sekretaris PWI Jatim, Eko Pamudji. Tidak ketinggalan nama Luthfi Hakim yang kini duduk sebagai Wakil Ketua Bidang Kerjasama PWI Jatim juga diprediksi ikut meramaikan bursa pemilihan Ketua PWI Jatim.

Hangatnya perbincangan calon Ketua PWI Jatim, Ainur Rochim mengatakan, kembali maju secara organisasi ingin menyempurnakan struktur PWI di tingkat kabupaten dan kota yang belum terbentuk cabang PWI.

“Masih ada dua kabupaten yang belum ada cabang PWI, yakni Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Lumajang,” kata Ainur.

Lanjut Ainur, memperkuat program UKW dan meningkatkan kapasitas wartawan di Jatim dengan berbagai program pencerahan yang terkait dengan bidang-bidang liputan wartawan. Kemudian memperkuat dan memperluas jaringan PWI dengan berbagai pemangku kepentingan.

Sedangkan Sekretaris PWI Jatim, Eko Pamudji menyampaikan, akan maju dalam pemilihan Ketua PWI Jatim termotivasi ingin berkontribusi membangun profesi wartawan menjadi semakin bermartabat, profesional, berwawasan dan beretika di dalam kehidupan masyarakat.

“Jurnalisme tidak akan pernah mati dan hanya platform media yang berubah. Apalagi sekarang zaman terus berubah, sehingga profesi wartawan mau tidak mau, suka tidak suka juga harus mengikuti perubahan zaman itu,” ujar Eko Pamuji.

Salah satu cara untuk mencapai itu, kata Eko Pamuji,  adalah dengan terus meningkatkan kualitas SDM wartawan. PWI, sebagai organisasi profesi wartawan memiliki misi moral untuk terus meningkatkan kualitas wartawan anggotanya.

Luthfi Hakim yang digadang-gadang untuk maju dalam meramaikan pesta demokrasi di PWI Jatim masih belum berkomentar banyak. ‘Pak Item’ panggilan Luthfi di kalangan teman-teman seprofesi, lebih senang kalau ada teman-teman yang maju menjadi ketua.

“Siapapun yang terpilih, tantangan ke depan antara lain meningkatlan kompetensi dan profesionalisme anggota, agar bisa menjadi pencerah di tengah arus deras informasi. Memperkuat marwah PWI secara kelembagaan dengan tetap kritis terhadap kalangan pemerintahan pusat dan daerah,”  pesan Pak Item.(cah)

No More Posts Available.

No more pages to load.