Jumlah PMI Asal Jatim Yang Positif Covid-19 Bertambah

oleh -111 Dilihat
oleh
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

JAKARTA, PETISI.CO – Jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Jawa Timur (Jatim) yang dinyatakan positif Covid-19 bertambah. Jika sebelumnya, sebanyak 22 orang dinyatakan positif. Kini, bertambah menjadi 33 orang.

Dengan demikian, ada tambahan 11 orang PMI yang positif Covid-19, setelah dilakukan pemeriksaan PCR. Seluruh PMI asal Jatim yang berjumlah 3.636 orang telah diisolasi di Asrama Haji sejak 28 April 2021. Semuanya telah dilakukan PCR.

“Bagi yang positif Covid-19 segera kami isolasi di RS Darurat Lapangan Indrapura dan RS Rujukan Covid-19. Sedangkan bagi pasien yang negatif akan dilakukan penjemputan oleh kabupaten dan kota masing-masing,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di tengah agenda kerjanya di Jakarta, Selasa (4/5/2021).

Di sisi lain, Pemprov Jatim tengah mengantisipasi mutasi virus varian baru dari India, Inggris dan Afrikas Selatan (Afsel) yang telah masuk ke Indonesia. Masuknya virus varian baru tersebut, diumumkan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.

Bersama berbagai pihak, pemprov tengah memperketat pintu masuk Internasional di Jatim. Pengetatan ini dilakukan bekerjasama dengan pihak TNI/Polri, KKP, serta Dinas Perhubungan, Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi dan Dinas Kesehatan Jawa Timur.

Salah satu langkah pengetatan yang dilakukan, yakni dengan memastikan semua pekerja migran aman dan dilakukan testing maupun isolasi untuk mencegah masuknya varian India, Inggris dan Afsel.

“Pemprov Jatim saat ini sangat concern dengan adanya mutasi virus varian baru dari India, Inggris dan Afsel dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah varian tersebut masuk di Jatim. Karenanya, kami melakukan isolasi bagi para pekerja migran yang baru datang di Jatim,” ujarnya.

Terkait deteksi mutasi, Pemprov Jatim juga telah bekerjasama dengan Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga untuk melakukan sequence genetik atau whole genome sequencing sebagai upaya genomic surveilance atau deteksi dini adanya mutasi varian India, Inggris dan Afsel.

“Alhamdulillah, berdasarkan laporan dari ITD Unair, telah ada 109 sampel dari Jatim yang telah dilakukan sekuensing, dimana 86 sampel telah diunggah kedalam database genome COVID-19 Internasional GISAID. Sampai hari ini belum ditemukan mutasi varian India, Inggris dan Afsel di Jatim,” jelasnya.

Meskipun demikian, Khofifah mengatakan bahwa pencegahan penyebaran mutasi ini juga membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Ini penting, sebab meskipun virus Covid-19 telah bermutasi, namun pencegahannya tetap sama yaitu dengan patuhi protokol kesehatan.

“Upaya pencegahan mutasi masuk dan menyebar di Jatim membutuhkan kerja keras dari semua pihak, upaya karantina massal, genomic surveilance yang telah dilakukan tentunya masih sangat membutuhkan partisipasi Masyarakat dengan patuh protokol kesehatan,” paparnya.

Khofifah menambahkan, bahwa pengetatan untuk mengantisipasi masuknya varian virus baru ini juga diiringi dengan vaksinasi masif yang terus dilakukan Pemprov Jatim. Berdasar data Dinkes Jatim, untuk vaksinasi dosis pertama tercatat sebanyak 2.003.205 orang dan vaksinasi dosis kedua tercatat sebanyak 1.106.830 orang.

Jumlah tersebut, adalah yang tertinggi di Indonesia berdasarkan data Kemenkes RI per 3 Mei 2021. “Meski vaksinasi terus dimasifkan, namun yang terpenting tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Karena saat ini, protokol kesehatan masih terbukti efektif untuk mencegah penularan Covid-19 meskipun sudah bermutasi,” tandasnyanya.

Untuk diketahui, terdapat ruang isolasi terpusat yakni Asrama Haji Surabaya bagi semua Pekerja Migran Indonesia dan 20 hotel di Surabaya untuk semua kedatangan dari luar negeri lainnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.