Kediri Sembodo, Membangun Peradaban Dengan Cinta

oleh -51 Dilihat
oleh
Arip Wijaya dan mbak Chinta memaparkan membangun peradaban dengan cinta

KEDIRI, PETISI.CO –  Sosok yang tidak asing di Kota Kediri, Arif Wijaya akrab disapa Mas Awi didampingi istrinya Paula Handayani biasa dipanggil Mbak Chinta yang berdarah Jepang. Kedua Pasutri menggelar konfrensi pers mengundang puluhan jurnalis Kediri di Hotel Penataran Jalan Dhoho Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (14/2/2023) pukul 13.00 WIB.

Mas Awi dan Mbak Chinta dengan banner ukuran besar dengan bertuliskan ‘Membangun Peradaban Dengan Cinta’. Dengan tag line Kediri Sembodo artinya Semesta Mandiri Budoyo dan Djoyo.

Saat dikonfirmasi jurnalis, Mas Awi didampingi Mbak Chinta menjelaskan, ke depan untuk membangun Kota Kediri diawali dengan membangun cinta, sejarah dan membangun jati diri Kediri.

“Kondisi Kota Kediri sekarang kalau melihat pembangunannya secara fisik sudah luar biasa, untuk ke depannya saya menginginkan pembangunan dari sisi mental spiritual manusianya sendiri,” katanya.

Ditanya terkait keberadaan Bandara dan tol yang ada di Kediri. Mas Awi menuturkan, pembangunan bandara dan tol merupakan fasilitas yang mendukung untuk kemajuan Kediri ke depannya.

“Justru yang harus dipersiapkan mental dan spiritualitas kita untuk menghadapi kemajuan tersebut. Sehingga, kita tidak akan tergerus arus dari Modernitas yang lebih bersifat hedonis,” terangnya.

Disinggung tentang aksi ke depan dari visi misi yang lebih spesifik untuk Kota Kediri. Mas Awi menegaskan, akan lebih banyak melakukan kajian-kajian budaya, sejarah dan kajian kembali kepada leluhur serta kajian pendidikan budi pekerti.

Ditanya terkait Pilwali Kota Kediri. Mas Awi menjelaskan, kita masih melihat situasi. Apakah akan kesana atau tidak? Tapi sebenarnya itu bukan targetnya. “Namun, saya juga tidak menutup kemungkinan untuk ikut mewarnai pesta demokrasi Pilwali Kota Kediri,” ucapnya.

“Akan tetapi, kita masih bisa merasakan aura dari suasana Yogya dan budayanya. Boleh dibangun dengan bagus dan modern, akan tetapi jangan sampai meninggalkan rohnya,” tandasnya.

Lanjut Mas Awi sejauh ini memang belum melangkah Disbudpar, tetapi kita sering berkomunikasi temen-temen budaya Kediri dengan komunitas yang lain yang sebenarnya sangat peduli dengan Kota Kediri.

“Terutama kita membangun budaya adi luhung yang ada di Kota Kediri. Kita ini dulunya terkenal dengan negara adi luhung. Sampai sekarang sudah terbukti dengan adanya pembangunan yang berusia ribuan tahun masih utuh,” tutup Mas Awi.

Sementara, Paula Handayani biasa dipanggil Mbak Chinta. Kenapa dipanggil Chinta? Ia menjelaskan, dipanggil Chinta karena saya mencintai keluarga dan seluruh umat manusia.

Chinta menceritakan sedikit silsilah keluarganya. Saya memiliki keluarga di Yogya dan Ibu asal Jepang, tapi besar di Banten.

“Saya dengan suami Mas Awi apa yang menjadi visi misi dan tujuan suami. Saya mendukung sepenuhnya,” ucap Chinta. (bmb)